Patrazone.com – Inter Milan dipastikan akan tampil dengan jersey ketiga berwarna kuning keemasan saat menghadapi Paris Saint-Germain (PSG) di partai final Liga Champions 2024/2025, yang digelar di Allianz Arena, Jerman, Minggu (2/6/2025) waktu setempat.
Keputusan ini menandai kali pertama Inter mengenakan jersey alternatif dalam pertandingan final Liga Champions, sekaligus menjadi momen langka dalam sejarah panjang klub asal kota Milan tersebut.
Seragam Ikonik Tak Bisa Digunakan
Dalam laga puncak ini, PSG ditetapkan sebagai tim tuan rumah secara administratif. Klub asal Prancis itu akan mengenakan jersey utama berwarna biru tua yang dilengkapi dengan garis vertikal merah dan putih di bagian tengah.
Sementara Inter Milan, yang identik dengan kostum biru-hitam bergaris, harus meninggalkan seragam ikoniknya karena dinilai memiliki warna dasar yang terlalu mirip dengan kostum PSG.
Alih-alih memilih jersey tandang berwarna putih, Inter justru memutuskan menggunakan jersey ketiga berwarna emas, yang ternyata memiliki catatan tersendiri dalam perjalanan mereka musim ini.
Jersey Pembawa Keberuntungan
Berdasarkan laporan dari The Straits Times, jersey emas ini diyakini membawa keberuntungan bagi Inter Milan sepanjang kampanye mereka di Liga Champions musim ini.
Inter mengenakan kostum ini dalam dua kemenangan krusial: saat mengalahkan Sparta Praha 1-0 pada fase grup di bulan Januari dan saat menundukkan Feyenoord 2-0 pada leg pertama babak 16 besar di bulan Maret.
Sebaliknya, kekalahan satu-satunya Inter di Liga Champions musim ini terjadi saat mereka mengenakan jersey putih dalam laga melawan Bayer Leverkusen pada fase liga Desember 2024 lalu.
Final Ketujuh Inter di Liga Champions
Laga melawan PSG akan menjadi final ketujuh Inter Milan di Liga Champions sejak debutnya di partai puncak pada tahun 1964. Klub berjuluk Nerazzurri itu terakhir kali tampil di final pada 2010, ketika mereka mengangkat trofi juara di bawah asuhan Jose Mourinho.
Kini, dengan jersey keemasan yang menjadi simbol harapan baru, Inter bertekad kembali mencatat sejarah di panggung tertinggi sepak bola Eropa.
