Patrazone.com — Bupati Batang M. Faiz Kurniawan dan Wakil Bupati Suyono tak sekadar memaparkan capaian angka-angka 100 hari kerja mereka. Di balik program dan target yang terealisasi, tersimpan visi besar: menjadikan Kabupaten Batang mandiri dan berdaya saing sebagai bagian dari Indonesia Emas 2045.
“100 hari kerja kami fokus pada prioritas tata kota, terutama pengembangan Alun-Alun sebagai ruang terbuka hijau. Namun, ini bukan sekadar perbaikan fisik, melainkan bagian dari strategi komprehensif yang matang,” ujar Faiz usai mempresentasikan capaian di Safari Beach Jateng, Rabu (4/6/2025).
Visi Besar dengan Delapan Misi Strategis
Visi “Terwujudnya Kabupaten Batang yang Mandiri dan Berdaya Saing Menuju Indonesia Emas 2045” bukan slogan kosong. Delapan misi strategis telah dirumuskan, meliputi pembangunan masyarakat yang agamis dan berbudaya, hingga tata kelola pemerintahan profesional dan berintegritas.
Salah satu capaian mencolok adalah efisiensi belanja APBD sebesar Rp66,8 miliar, dialokasikan untuk lima sektor utama:
- Infrastruktur dan Sanitasi (Rp15,7 miliar): Perbaikan ruas jalan, penataan trotoar, dan normalisasi saluran air.
- Kesehatan (Rp15,9 miliar): Mendukung program Universal Health Coverage (UHC), pengadaan obat, dan pengelolaan sampah.
- Pengendalian Inflasi (Rp7,9 miliar): Stabilisasi harga pangan dan monitoring investasi.
- Pendidikan (Rp7,6 miliar): Rehabilitasi ruang kelas dan program beasiswa.
- Prioritas Lainnya (Rp19,8 miliar): Optimalisasi ketenagakerjaan dan kerja sama media.
“Efisiensi APBD menjadi kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, penyediaan infrastruktur, dan pengurangan kemiskinan,” terang Faiz.
Lima Zona Strategis sebagai Masterplan Pembangunan Terintegrasi
Untuk mendorong pembangunan inklusif dan berkelanjutan, Batang membagi wilayahnya dalam lima zona pengembangan:
- Zona Pertanian & Agrowisata: Meliputi sembilan kecamatan, fokus pada peningkatan produktivitas pertanian dan wisata agro.
- Zona Industri: Enam kecamatan dengan konsep industri ramah lingkungan dan penguatan rantai pasok.
- Zona Bahari: Kecamatan Batang dan Kandeman untuk produktivitas kawasan pesisir dan pelestarian lingkungan.
- Zona Pendidikan: Kecamatan Bandar sebagai pusat peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja.
- Zona Pemerintahan: Kecamatan Batang menjadi pusat pemerintahan dan pelayanan publik yang efisien.
Program DAKER dan Kerja Sama Internasional untuk Penyerapan Tenaga Kerja
Dalam upaya menekan pengangguran, Pemkab Batang meluncurkan Program DAKER (Dapat Kerja) yang mengintegrasikan pelatihan dan penempatan kerja di kawasan industri, didukung Perda dan MoU penyerapan tenaga kerja lokal.
Faiz juga mengumumkan kerja sama Sister City dengan Zhijiang, Provinsi Hubei, China, dalam proyek nasional “Two Countries, Twin Parks.” Kerja sama ini diharapkan membawa transfer teknologi, investasi, dan akses beasiswa bagi warga Batang.
Konsep Batang Clean Industrial City dan Smart City
Batang mengembangkan konsep “Batang Clean Industrial City” dengan pendekatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, berlandaskan tujuh pilar afirmasi, mulai pengelolaan lingkungan hingga tata kelola transparan.
Pemerintah juga tengah menyiapkan pengembangan transportasi umum Transjateng dan penerapan smartpole untuk penerangan jalan, mengarah pada visi smart city.
Pariwisata Unggulan dengan Paket Wisata Terintegrasi
Batang akan mengembangkan lima destinasi wisata unggulan: Pantai Sigandu, Pagilaran, Deswita Pandansari, Puncak Tombo, dan Bandar Eco Park dalam konsep “1-2 Day in Batang.” Paket ini menggabungkan wisata alam, budaya, kuliner, dan kearifan lokal dalam satu kesatuan yang menarik.
Bendungan Kedunglanggar dan Pembangunan Berkelanjutan
Dukungan pembangunan Bendungan Kedunglanggar yang telah masuk dalam RPJMN 2025-2029 juga menjadi prioritas strategis, sebagai penopang ketahanan air dan irigasi.
Awal Perjalanan Menuju Batang Maju dan Berdaya Saing
Bagi Faiz, capaian 100 hari bukanlah tujuan akhir, melainkan fondasi perjalanan panjang membangun Batang yang maju secara ekonomi, berkelanjutan lingkungan, dan bermartabat secara sosial.
“Berbagai studi menegaskan, tata kota yang baik meningkatkan efisiensi infrastruktur, menarik investasi, mendorong inovasi, mengurangi ketimpangan, dan memperkuat pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Filosofi inilah yang memandu kami,” pungkasnya.
Dengan masterplan yang matang, efisiensi anggaran signifikan, dan visi jangka panjang jelas, 100 hari pertama kepemimpinan Faiz-Suyono meletakkan fondasi kuat bagi transformasi Batang menuju era keemasan Indonesia 2045.