Patrazone.com – Presiden Kolombia, Gustavo Petro, menyerukan pembentukan kekuatan militer internasional guna menghadapi Israel dan membebaskan Palestina. Menurut Petro, kecaman semata tidak cukup menghentikan kekejaman yang menimpa warga Gaza.
“Kecaman tidak lagi memadai. Beberapa negara bahkan menyatakan kesediaannya bergabung dalam pembentukan pasukan militer untuk menyelamatkan Palestina,” tegas Petro, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (25/9/2025).
Petro menegaskan dunia perlu mengambil tindakan nyata, termasuk membawa pelaku dugaan genosida di Gaza ke Mahkamah Kriminal Internasional (ICC). “Pembentukan tentara global akan bergantung pada kemauan negara-negara,” tambahnya.
Presiden Kolombia ini juga menolak tuduhan anti-Semitisme yang dialamatkan kepadanya. “Kami mendukung anak-anak Gaza korban pemboman Israel karena kami sendiri pernah mengalami kekerasan berkepanjangan. Itu sebabnya kami memahami bahaya perang dan pentingnya perdamaian,” ujarnya.
Petro menuding sejumlah perusahaan global mendanai kampanye perang Israel di Gaza dan menyebut sikap beberapa negara Eropa sebagai kemunafikan. Sebagai catatan, Kolombia telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka sejak Agustus 2018.
Israel Alami Kekalahan Diplomatik di PBB
Media Israel, Yedioth Ahronoth, melaporkan bahwa Israel tengah menghadapi “kekalahan diplomatik parah” di Majelis Umum PBB. Pengakuan sejumlah negara besar, termasuk kekuatan Barat, atas hak Palestina mendirikan negara merdeka dianggap sebagai “kemunduran politik yang belum pernah terjadi sebelumnya.”
Situasi ini digambarkan sebagai “kartu kuning” bagi pemerintahan Benjamin Netanyahu yang makin kehilangan pengaruh internasional. Penutupan konferensi Prancis-Saudi di PBB juga menandai titik balik besar dalam dinamika politik global terkait Palestina.
Dunia Arab-Muslim Tolak Pengusiran Warga Gaza
Dalam Sidang Umum PBB ke-80 di New York, delapan pemimpin negara Arab dan Muslim, termasuk dari Qatar, Yordania, Turki, Indonesia, dan Arab Saudi, bertemu dengan Presiden AS Donald Trump. Mereka sepakat menolak rencana pengusiran warga Gaza oleh Israel dan menyoroti krisis kemanusiaan yang telah menewaskan lebih dari 65.000 warga Palestina sejak Oktober 2023.
“Perang ini berdampak serius bagi kawasan dan dunia Muslim. Kami menolak pemindahan paksa warga Palestina,” ujar Saudi Press Agency.
Para pemimpin menekankan pentingnya gencatan senjata segera, pembebasan sandera Israel yang ditahan Hamas, serta masuknya bantuan kemanusiaan sebagai langkah awal menuju perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Tekanan Internasional Meningkat bagi Israel
Lebih dari 150 negara kini telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka. Al Jazeera menilai ini sebagai penghinaan diplomatik sekaligus sinyal bahwa pemerintahan Netanyahu kehilangan arah politik.
“Israel harus melihat ini sebagai kartu kuning. Pemerintah tidak bisa terus berjalan seperti ini,” tulis jurnalis Itamar Eichner dalam laporannya.