Patrazone.com – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mendapat sorotan setelah mempertanyakan sumber air Aqua dalam kunjungannya ke pabrik di Subang. Dedi heran lantaran air yang digunakan berasal dari sumur dalam lebih dari 100 meter, berbeda dari pemahaman umum bahwa air minum dalam kemasan (AMDK) berasal dari air permukaan atau mata air pegunungan.
Menanggapi hal itu, manajemen Aqua menegaskan bahwa air mereka berasal dari 19 sumber pegunungan di seluruh Indonesia, dengan proses seleksi ketat melibatkan 9 kriteria ilmiah, 5 tahapan evaluasi, dan minimal 1 tahun penelitian. Tim ahli dari berbagai disiplin ilmu memastikan air berasal dari akuifer dalam (60–140 meter), terlindungi secara alami, dan tidak bersinggungan dengan air permukaan masyarakat.
Pakar tata kelola air menegaskan bahwa saat ini tidak ada aturan yang mengatur asal sumber air AMDK, tetapi perusahaan wajib transparan mengenai sumbernya. Yang terpenting, air harus memenuhi SNI 3553:2015, BPOM, dan sertifikasi halal.
Aspadin menambahkan, pengambilan air dari akuifer dalam atau sumur yang terkoneksi ke pegunungan sah secara hukum dan harus didukung data ilmiah dari studi hidrogeologi. Hal ini menjadi dasar pemerintah memberikan izin pemanfaatan air, sekaligus memastikan operasional perusahaan AMDK tidak merusak lingkungan.
Dengan klarifikasi ini, perusahaan menekankan bahwa kualitas air tetap terjaga, meskipun berasal dari sumur dalam, dan sesuai regulasi AMDK di Indonesia.
