Patrazone.com – Persaingan industri smartphone diprediksi memasuki babak baru pada 2026. Jika tahun-tahun sebelumnya produsen saling adu kekuatan hardware, tahun depan perangkat diperkirakan akan lebih bertumpu pada kemampuan software dan kecerdasan buatan (AI) yang semakin matang.
Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications, Aryo Meidianto Aji, menyebut 2026 akan menjadi “tahun diferensiasi berbasis software”.
“Dari yang saya amati, 2026 akan menjadi tahun di mana perangkat smartphone hadir dengan pembeda dari sisi perangkat lunak,” ujarnya kepada Bisnis.
AI Personal: Smartphone Kian Kenal Penggunanya
Menurut Aryo, personalisasi berbasis AI akan menjadi sorotan utama. Teknologi ini memungkinkan smartphone mempelajari kebiasaan pengguna, mengatur performa secara otomatis, hingga memprediksi kebutuhan energi maupun aplikasi yang paling sering digunakan.
Namun, inovasi tersebut datang dengan konsekuensi.
“Produsen akan berlomba membangun AI mereka sendiri, tapi biaya pengembangannya tidak murah,” kata Aryo.
Ia juga mengingatkan potensi kenaikan harga perangkat, terutama bila terjadi kelangkaan memori yang dibutuhkan untuk mendukung kemampuan AI.
Baterai Superbesar Jadi Tren Baru
Kapasitas baterai diperkirakan menjadi standar baru dalam perang fitur smartphone. AI akan mengoptimalkan konsumsi daya sehingga perangkat dapat mengelola energi lebih efisien.
“Tidak heran kalau nanti baterai 6.000 mAh, 7.000 mAh, bahkan lebih hadir di setiap lini produk,” ujarnya.
Kesadaran konsumen terhadap baterai besar dinilai meningkat drastis. Kini, 5.000 mAh sudah menjadi standar, termasuk di kelas entry-level. Kapasitas 7.000 mAh bahkan mulai ditemui pada perangkat mid-level hingga flagship.
Ekosistem Terintegrasi dan Lebih Ramah Lingkungan
Aryo memprediksi integrasi ekosistem akan menjadi strategi penting para vendor. Smartphone akan semakin terhubung dengan smartwatch, earbuds, hingga perangkat smart home.
Selain itu, industri ponsel akan didorong menuju standar yang lebih ramah lingkungan, termasuk penggunaan material daur ulang dan proses produksi berkelanjutan.
Tidak hanya itu, smartphone generasi baru kemungkinan akan hadir dengan sensor kesehatan lebih canggih yang terhubung ke layanan kesehatan digital.
Gambaran Pasar 2025: Pondasi Menuju 2026
Aryo menilai dinamika pasar tahun 2025 menjadi pijakan penting menuju tren 2026. Tahun ini harga smartphone semakin terjangkau dengan spesifikasi yang lebih baik. Fitur AI yang dulu eksklusif untuk ponsel flagship kini mulai merambah kelas menengah.
“Kelas mid-range sudah mulai integrasi AI untuk kamera, manajemen baterai, dan produktivitas,” katanya.
Sementara itu, pasar ponsel bekas tumbuh pesat, didorong tingginya tekanan ekonomi.
“Pasar secondhand bahkan bisa menggerus penjualan unit baru di segmen entry-level,” ujarnya.
5G Masih Jadi Fitur Marketing
Di Indonesia, adopsi jaringan 5G dinilai belum merata. Aryo menyebut teknologi ini masih lebih banyak dijual sebagai fitur pemasaran ketimbang kebutuhan nyata.
“5G masih lebih banyak menjadi marketing feature daripada kebutuhan praktis, kecuali di beberapa kota besar atau kawasan pusat pemerintahan,” tuturnya.
Dengan berbagai perubahan tersebut, 2026 diperkirakan menjadi tahun ketika smartphone tidak lagi dinilai dari seberapa besar RAM ataupun chipset yang dibawa, tetapi dari seberapa pintar perangkat menyesuaikan diri dengan penggunanya.
