Patrazone.com- Badan Pengelola Investasi Danantara bersama Indonesia Investment Authority (INA) menjalin kemitraan strategis dengan raksasa tambang asal Prancis, Eramet, untuk menjajaki pembentukan platform investasi nikel terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Kerja sama ini ditujukan untuk memperkuat ekosistem bahan baku baterai kendaraan listrik (EV) yang berkelanjutan, sejalan dengan visi Indonesia menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global energi bersih.
Bangun Ekosistem EV Nasional Berbasis Nikel
Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, menyatakan bahwa kolaborasi ini menjadi wujud nyata komitmen tiga pihak dalam mendorong investasi hilirisasi nikel kelas dunia di Indonesia.
“Kemitraan ini mencerminkan komitmen untuk membangun ekosistem baterai EV yang terintegrasi dan berkelanjutan. Ini adalah salah satu pilar penting untuk meningkatkan daya saing industri nasional,” ujar Pandu dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (31/5/2025).
Dalam struktur kemitraan tersebut, Danantara dan INA akan bertindak sebagai pengelola pembiayaan jangka panjang, sementara Eramet menyumbangkan keahlian teknis dan pengalaman global dalam pengelolaan proyek tambang berkelanjutan.
Identifikasi Proyek Prioritas dan Rancang Peta Jalan Hilirisasi
Langkah awal dari kolaborasi ini adalah melakukan penilaian awal untuk mengidentifikasi proyek nikel yang paling potensial dan relevan dengan kebutuhan industri baterai EV di Indonesia. Selain itu, para pihak juga akan menyusun peta jalan kerja sama jangka panjang sebagai arah strategis kolaborasi ke depan.
“Kolaborasi ini mengintegrasikan kapasitas teknis tingkat global dengan pendekatan tambang ramah lingkungan yang sejalan dengan tujuan pembangunan industri berkelanjutan,” imbuh Pandu.
INA: Perkuat Rantai Pasok dan Hilirisasi Mineral Strategis
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menegaskan bahwa kemitraan ini sejalan dengan fokus investasi INA di sektor mineral kritis dan hilirisasi industri.
“Sinergi ini merupakan langkah strategis dalam membangun fondasi industri bernilai tambah di dalam negeri, sekaligus menarik investasi berkualitas di sektor-sektor strategis nasional,” ujar Ridha.
Kolaborasi ini juga dinilai penting dalam memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasok global nikel—komoditas yang memainkan peran vital dalam transisi energi dan elektrifikasi kendaraan.
Eramet: Siap Dorong Transisi Energi Indonesia Lewat Tambang Berkelanjutan
Sementara itu, CEO Eramet Group, Paulo Castellari, menjelaskan bahwa pihaknya sudah memiliki pijakan kuat di Indonesia melalui operasional tambang nikel di Weda Bay, Maluku—salah satu cadangan nikel terbesar di Tanah Air.
Lebih lanjut, Eramet Indonesia juga telah menjalin kerja sama dengan Badan Geologi Kementerian ESDM pada 2024 untuk mengeksplorasi mineral kritis seperti litium, sebagai bagian dari komitmen mendukung target transisi energi nasional.
“Kami telah meninjau berbagai peluang partisipasi dalam rantai nilai baterai EV berbasis nikel di Indonesia, dan sangat menyambut baik inisiatif kolaboratif ini,” tutur Castellari.
Menuju Indonesia sebagai Pemain Utama Industri Baterai EV Global
Dengan sumber daya alam yang melimpah dan dukungan kebijakan strategis, Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat produksi dan ekspor baterai EV di masa depan. Kolaborasi antara Danantara, INA, dan Eramet ini menjadi langkah penting dalam mempercepat terwujudnya visi tersebut—sekaligus mengundang lebih banyak investasi berkualitas ke sektor hilirisasi nikel.