Film

Film “Biasa Terjadi di Kota Besar” Resmi Tayang, Andrei Aksana dan Joshua March Suguhkan Drama Urban Sarat Emosi

Patrazone.com – Layar lebar kembali diramaikan dengan kehadiran film drama urban terbaru berjudul “Biasa Terjadi di Kota Besar”, yang resmi tayang perdana pada 28 Mei 2025 di Flix Cinema, Mall of Indonesia (MOI), Jakarta Pusat.

Film garapan sutradara Andrei Aksana ini menjadi magnet bagi para pencinta sinema Tanah Air. Terinspirasi dari realitas kehidupan urban, khususnya Jakarta, film ini menggambarkan kompleksitas dunia sosialita, konflik rumah tangga, hingga fenomena perselingkuhan dengan pendekatan yang emosional dan menggugah.


Dibalut Musik Emosional dari Joshua March

Tak hanya dari sisi cerita, kekuatan film ini juga terletak pada musik latarnya. Komposer muda berbakat, Joshua March, dipercaya untuk menata skor musik dan menciptakan soundtrack orisinal yang memperkuat atmosfer emosional film.

“Tantangan terbesarnya adalah membuat musik yang bukan hanya enak didengar, tapi juga menyatu dengan jiwa ceritanya. Lagu harus bisa ‘berbicara’, bukan sekadar pengisi,” ujar Joshua saat ditemui usai gala premiere, Minggu (1/6/2025).

Joshua mengungkapkan bahwa keterlibatannya berawal dari hubungan personal dengan tim produksi AX Entertainment. Berkat kedekatan itu, kolaborasi pun berjalan intens dan penuh semangat.


Kolaborasi dengan Aktor Senior: Sinergi Musik dan Cerita

Joshua merasa terhormat bisa bekerja sama dengan para aktor kenamaan seperti Anjasmara, Cut Keke, Intan Baiduri, dan Charles Huang. Ia bahkan menyebut sesi diskusi dengan mereka sebagai pengalaman kreatif yang memperkaya musikalitasnya.

“Kami punya misi yang sama: menciptakan karya yang berarti. Saya belajar banyak, terutama bagaimana menerjemahkan emosi karakter menjadi harmoni musik,” kata Joshua yang menyelesaikan tiga komposisi musik dalam waktu satu bulan.

Sebagai Executive Producer, Anjasmara juga memberi arahan penting. Ia menekankan bahwa musik tidak boleh menjadi tempelan, melainkan harus menjadi penguat tema dan penyatu narasi.


Syuting di Jakarta dan Malaysia, Produksi 8 Bulan

Film ini diproduksi selama delapan bulan, dengan lokasi pengambilan gambar di Jakarta dan Malaysia. Joshua sendiri terlibat sejak fase pascaproduksi, dan ini merupakan proyek film keduanya setelah “Pelangi Tanpa Awan” (2016).

“Di film pertama saya masih belajar. Kali ini, saya merasa lebih dewasa dalam menyusun musik yang selaras dengan narasi visual,” tuturnya.


Diprediksi Jadi Film Lokal Terbaik Tahun Ini

Kehadiran film ini membawa harapan baru di industri film nasional. Dengan cerita yang relevan, akting solid para pemeran utama, dan musik yang menyentuh, “Biasa Terjadi di Kota Besar” digadang-gadang menjadi salah satu film Indonesia terbaik tahun 2025.

Gala premiere yang berlangsung meriah turut dihadiri para pemain, kru produksi, hingga tamu undangan dari kalangan selebritas dan pencinta film.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button