Teknologi

Wamenkomdigi Nezar Patria: Media Harus Dorong Narasi Solusi untuk Isu Perubahan Iklim

Patrazone.com – Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyerukan pentingnya narasi berbasis solusi dalam pemberitaan isu perubahan iklim. Ia menilai pendekatan media yang terlalu fokus pada narasi malapetaka justru dapat menghambat keterlibatan publik dan aksi kolektif untuk menanggulangi krisis iklim.

Dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (3/6/2025), Nezar mengkritisi tren liputan media arus utama internasional yang menurutnya lebih dari 80 persen masih berkutat pada narasi bencana.

“Komunikasi perubahan iklim bukan soal menciptakan ketakutan, melainkan soal mendorong solusi bersama,” ujarnya.

Media Perlu Tinggalkan Narasi Ketakutan

Nezar mencontohkan bagaimana banyak pemberitaan terkait laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), seperti soal peta es laut Arktik, lebih menekankan sisi bencana atau ketidakpastian.

“Bahasa risiko yang jelas, apalagi peluang, sangat jarang muncul. Ini menunjukkan bagaimana jurnalisme kerap terjebak pada cerita dramatis yang tidak selalu konstruktif,” kata Nezar.

Ia menekankan bahwa narasi seperti ini bisa menimbulkan keletihan publik terhadap isu iklim, serta membuat masyarakat merasa tidak berdaya menghadapi masalah global tersebut.

Pentingnya Pelatihan Jurnalis dan Komunikasi yang Kontekstual

Untuk memperkuat peran media dalam menghadapi tantangan iklim, Nezar mendorong perlunya pelatihan jurnalis agar mampu membaca dan mengolah data iklim secara cermat, serta menyampaikan informasi dengan bahasa yang kontekstual dan emosional.

“Kita harus mendorong pelatihan yang lebih baik bagi jurnalis, agar mereka dapat mengomunikasikan risiko perubahan iklim kepada masyarakat dengan cara yang lebih personal dan berdampak,” tegasnya.

Ia juga menyoroti pentingnya penggunaan visual yang mudah dipahami serta narasi yang membangun rasa memiliki, agar masyarakat terdorong untuk ikut bertindak.

Lawan Misinformasi dan Bias di Media Sosial

Dalam era digital, menurut Nezar, media sosial turut menambah tantangan baru dalam komunikasi perubahan iklim. Penyebaran misinformasi dan bias algoritmik menjadi penghambat dalam menyampaikan pesan yang benar dan akurat.

“Kita harus waspada terhadap penyebaran informasi yang menyesatkan. Ini bisa memperlambat langkah konkret dalam penanganan perubahan iklim,” ujarnya.

Komunikasi Iklim Jadi Strategi Nasional

Nezar menegaskan bahwa komunikasi perubahan iklim bukan hanya soal diseminasi informasi, tapi juga bagian dari strategi nasional dalam menghadapi tantangan global.

Ia menyampaikan bahwa Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) akan terus mendukung inisiatif lintas kementerian dalam menyebarkan informasi yang tepat, sebagai bagian dari kebijakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Tugas kita adalah memberdayakan warga negara, menginformasikan kebijakan, dan mempercepat perjalanan menuju masa depan yang berkelanjutan,” pungkas Nezar.

“Kita harus memastikan media nasional mampu menyampaikan urgensi dan solusi perubahan iklim secara bermakna dan kolaboratif.”

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button