Food & Travel

Kebun Raya Mangrove Surabaya: Surga Hijau Terbesar di Asia Tenggara, Rumah 59 Jenis Mangrove dan Satwa Liar

Patrazone.com – Di tengah geliat urbanisasi Surabaya sebagai kota metropolitan dan pusat perdagangan, hadir oase hijau yang menjadi paru-paru kota dan rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna: Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya.

Pagi yang masih muda, kicau burung bersahutan memecah keheningan belantara mangrove yang hijau membentang. Di kawasan ini, tidak hanya burung, tetapi juga biawak, burung kuntul, monyet ekor panjang, ikan glodok, hingga kepiting pemanjat pohon aktif menjalani hidup mereka.

KRM Surabaya berdiri megah di atas lahan seluas 31,5 hektare, menjadikannya kebun raya mangrove terbesar di Asia Tenggara. Kawasan ini telah menjelma menjadi destinasi wisata baru unggulan di Jawa Timur dengan kekayaan keanekaragaman hayati yang luar biasa.


Rumah Bagi 59 Jenis Mangrove dan Satwa Endemik

Saat ini, KRM Surabaya tercatat memiliki 59 spesies mangrove dari total 157 jenis mangrove yang ada di dunia. Beberapa di antaranya adalah Bruguiera parviflora, Bruguiera gymnorhiza, Ceriops tagal, Avicennia marina, Heritiera littoralis, hingga Kandelia candel, mangrove langka asal Kalimantan Barat.

Sebanyak 12 vak (petak koleksi) seluas 3,2 hektare ditempatkan di kawasan Gunung Anyar, salah satu dari tiga titik utama KRM. Pengunjung dapat menjelajahi area ini melalui jembatan kayu sepanjang 650 meter yang menembus rimbunnya mangrove, memberikan pengalaman ekowisata yang mendalam.


Resmi Diresmikan oleh Megawati Soekarnoputri

Kebun raya ini diresmikan oleh Presiden ke-5 RI sekaligus Ketua Dewan Pengarah BRIN, Megawati Soekarnoputri, yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Kebun Raya Indonesia. KRM membentang di tiga wilayah utama:

  • 11 hektare di Gunung Anyar
  • 16 hektare di Medokan Sawah
  • 4,5 hektare di kawasan Pusat Informasi Mangrove

Fokus pada Edukasi, Konservasi, dan Riset

Menurut Kepala Bidang Pertanian DKPP Surabaya, Rahmad Kodariawan, KRM Surabaya dibangun untuk memenuhi lima pilar kebun raya: edukasi, konservasi, penelitian, wisata, dan jasa lingkungan.

“Kami terus menambah koleksi melalui eksplorasi dan kerja sama. Terakhir, kami dapat dua koleksi baru: Heritiera littoralis dari Gresik dan Kandelia candel dari Kalimantan Barat,” ujar Rahmad.

Selain menambah koleksi, pihaknya juga melakukan barter spesies dengan kebun raya lain di Indonesia, termasuk eksplorasi ke kawasan seperti Taman Nasional Alas Purwo.


Destinasi Edukasi dan Wisata Ramah Lingkungan

Kebun Raya Mangrove Surabaya kini tak hanya menjadi ruang terbuka hijau, tapi juga pusat edukasi lingkungan hidup, penelitian ilmiah, hingga wisata keluarga. Banyak sekolah dan universitas yang memanfaatkan kawasan ini untuk praktik lapangan dan studi ekosistem pesisir.

Dengan beragam fasilitas dan potensi ekowisata yang dimiliki, KRM Surabaya menjadi bukti nyata bahwa pembangunan kota dapat berdampingan dengan pelestarian alam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button