Makro

Indonesia Fokus Capai Target 23 Persen Energi Terbarukan pada 2025

Patrazone.com – Pemerintah terus memacu upaya transisi energi menuju energi bersih dan berkelanjutan. Asisten Deputi Bidang Pengembangan Mineral dan Batubara Kemenko Perekonomian, Herry Permana, menyatakan bahwa Indonesia tengah fokus mengejar target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada tahun 2025.

Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) menjadi acuan utama dalam pengembangan energi nasional, yang menitikberatkan pada peningkatan kontribusi energi terbarukan dan pengurangan ketergantungan terhadap energi fosil,” kata Herry saat ditemui di Jakarta, Selasa (9/6/2025).


Target Ambisius dan Peta Jalan Energi Bersih

Tak hanya berhenti di 23 persen, Indonesia bahkan membidik capaian yang lebih ambisius: 31 persen EBT pada 2025 serta penghentian total pembangkit listrik tenaga batu bara pada 2040.

“Target ini sejalan dengan komitmen global dan nasional dalam menghadapi perubahan iklim dan menciptakan masa depan energi yang berkelanjutan,” ujarnya.


JETP Didorong Percepat Transisi Energi

Menurut Herry, langkah percepatan transisi energi juga mendapat dukungan dari inisiatif internasional Just Energy Transition Partnership (JETP). Program ini menargetkan:

  • 44 persen energi terbarukan dalam bauran nasional pada tahun 2030
  • Net zero emission sektor ketenagalistrikan pada 2050

“JETP adalah katalis penting. Elemen kunci lainnya meliputi pengembangan energi terbarukan, penghentian bertahap PLTU, efisiensi energi, elektrifikasi, penguatan jaringan (grid development), serta pembiayaan investasi hijau,” jelasnya.


Kolaborasi dan Teknologi Jadi Fondasi Keberhasilan

Untuk mencapai target ambisius ini, sinergi antar-pemangku kepentingan menjadi sangat penting. Herry menekankan perlunya strategi transisi energi yang komprehensif, inklusif, dan dapat diimplementasikan secara konkret, khususnya di sektor energi dan pertambangan dari hulu hingga hilir.

“Kebijakan pengelolaan pertambangan dan industri energi harus mencerminkan prinsip keberlanjutan dan inklusi sosial,” tegasnya.


SDGs, ESG dan Teknologi Hijau sebagai Pilar

Lebih lanjut, kegiatan pertambangan dan energi juga diharapkan memenuhi standar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) serta prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG).

“Pemanfaatan teknologi serta inovasi harus mengarah pada praktik ramah lingkungan dan mendorong orientasi ekspor bernilai tambah,” kata Herry.

Ia juga menambahkan, bahwa jika optimalisasi transisi energi dilakukan secara konsisten dan sinergis, maka sektor ini bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional hingga 8 persen.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button