Polda Sumut Pastikan Keberangkatan Jamaah Haji di Bandara Kualanamu Berjalan Lancar Usai Isu Ancaman Bom

Patrazone.com – Kepolisian Daerah Sumatera Utara memastikan proses keberangkatan 376 jamaah haji melalui Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, berjalan lancar dan aman. Keberangkatan menggunakan pesawat Saudia Airlines itu berlangsung pada Minggu (22/6/2025) dini hari.
“Pengamanan dilakukan oleh personel Polda Sumut, Polresta Deli Serdang, pihak bandara, serta dibantu jajaran Kodam I/Bukit Barisan,” ujar Kasubbid Penmas Polda Sumut, Kompol Siti Rohani Tampubolon di Medan, Minggu.
Keberangkatan Dihadiri Sejumlah Pejabat Penting
Proses boarding jamaah dimulai pada pukul 02.45 WIB melalui pintu 5 bandara. Keberangkatan juga turut disaksikan oleh sejumlah pejabat, di antaranya:
- Direktur Kelaikudaraan dan Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub RI, Sokhib Alrohman
- Kepala Otoritas Bandara Wilayah II Medan, Asri Santosa
- Sekretaris Daerah Pemprov Sumut, Muhammad Armand Effendy Pohan
- Kapolresta Deli Serdang, Kombes Pol Hendria Lesmana
Pesawat kemudian lepas landas pada pukul 03.47 WIB, menuju Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
“Kami berkomitmen memberikan rasa aman dan nyaman bagi para jamaah haji agar selamat sampai ke tujuan,” tambah Siti.
Isu Ancaman Bom Dipastikan Hoaks
Sebelumnya, publik sempat dikejutkan dengan informasi adanya dugaan bom di dalam pesawat Saudia Airlines yang mendarat darurat di Kualanamu pada Sabtu (21/6) pagi.
Namun, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Whisnu Hermawan Februanto menegaskan hasil penyelidikan menyatakan tidak ditemukan bahan peledak ataupun unsur yang mengarah pada ancaman teror.
“Setelah dilakukan penyisiran oleh personel Gegana Brimob Polda Sumut bersama Kodam I/Bukit Barisan, hasilnya nihil. Pesawat dinyatakan aman,” ujarnya.
Kemenhub Tegaskan Informasi Ancaman Bom Tidak Berdasar
Sementara itu, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga telah mengonfirmasi bahwa ancaman bom tersebut adalah hoaks. Direktur Jenderal Perhubungan Udara, M. Kristi Endah Murni, menyebut laporan tersebut sebagai informasi tidak berdasar yang menimbulkan kepanikan.