Sejarah Ondel-Ondel, Ikon Budaya Betawi yang Jadi Wajah Kota Jakarta

Patrazone.com — Ondel-ondel bukan sekadar boneka raksasa biasa. Lebih dari itu, ondel-ondel adalah warisan budaya Betawi yang telah melekat kuat sebagai simbol khas Kota Jakarta. Dengan bentuknya yang besar dan warna mencolok, ondel-ondel kerap menghiasi berbagai festival budaya, acara adat, hingga tempat wisata di ibu kota.
Asal Usul Ondel-Ondel: Dari Tolak Bala hingga Simbol Kota
Mengutip situs Kebudayaan Betawi, ondel-ondel berasal dari karya seni kuno Betawi yang disebut “barongan.” Dalam bahasa Betawi, barongan berarti sekelompok orang, menandakan bahwa seni ini melibatkan banyak orang dalam pelaksanaannya, bukan dimainkan sendiri.
Menurut cerita turun-temurun, ondel-ondel sudah ada sejak zaman nenek moyang Betawi dan berfungsi sebagai penolak bala atau musibah. Pada masa itu, ondel-ondel kerap muncul saat upacara tolak bala untuk mengusir wabah atau malapetaka yang mengancam desa.
Keberadaan ondel-ondel bahkan sudah tercatat sejak sebelum tahun 1600 Masehi. Seorang saudagar Inggris bernama W. Scott pernah mencatat dalam buku perjalanannya melihat boneka raksasa serupa yang dipertunjukkan oleh masyarakat Sunda Kelapa—diperkirakan itulah ondel-ondel.
Makna Simbolik dan Desain Ondel-Ondel
Ondel-ondel hadir berpasangan, mewakili laki-laki dan perempuan layaknya sepasang pengantin. Ondel-ondel laki-laki didominasi warna merah yang melambangkan keberanian dan semangat, sementara ondel-ondel perempuan berwarna putih melambangkan kesucian dan kemurnian.
Ukuran ondel-ondel terbilang besar dan berat, sekitar 20-25 kg dengan tinggi mencapai 2,5 meter dan lebar 80 cm. Karena bobotnya yang cukup berat, biasanya ondel-ondel dibawakan oleh pria dengan kekuatan ekstra.
Struktur ondel-ondel terbuat dari anyaman bambu, dihiasi topeng dan rambut ijuk, dengan tambahan kembang kelapa khas Melayu—sebuah simbol sejarah Jakarta yang dulu bernama Sunda Kelapa, pusat perkebunan kelapa pada abad ke-15.
Perbedaan Kostum Ondel-Ondel Laki-Laki dan Perempuan
Wajah ondel-ondel laki-laki berwarna merah penuh ekspresi keberanian dan kekuatan, serta mengenakan pakaian ujung serong atau sadaria. Sebaliknya, ondel-ondel perempuan berwajah putih dengan pakaian kebaya encim dan sarung jamblang. Pada acara resmi, ondel-ondel perempuan memakai selendang bermotif flora atau fauna, sedangkan ondel-ondel laki-laki mengenakan motif kotak-kotak.
Ondel-Ondel Kini: Ikon Resmi dan Pertunjukan Budaya
Seiring waktu, ondel-ondel tidak hanya tampil dalam upacara adat, tapi juga meramaikan pesta pernikahan, peresmian acara, hingga kegiatan pemerintahan di Jakarta. Pada 1970-an, Gubernur Ali Sadikin secara resmi menjadikan ondel-ondel sebagai ikon Jakarta.
Hingga kini, ondel-ondel tetap hidup dalam seni pertunjukan yang diiringi musik tradisional seperti tanjidor, gambang kromong, rebana, dan kendang pencak, memperkuat jati diri budaya Betawi yang terus lestari di tengah modernisasi.