Konsultasi

Jamur ‘Kutukan’ Firaun Kini Dikaji Jadi Obat Leukemia, Ilmuwan Temukan Kandungan Antikanker

Patrazone.com – Dulu dikenal sebagai jamur beracun yang memicu kisah mistis “kutukan” Raja Firaun Tutankhamun, kini jamur Aspergillus flavus justru membawa harapan baru untuk pengobatan leukemia, sejenis kanker darah mematikan.

Penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal Nature Chemical Biology menunjukkan bahwa jamur tersebut menghasilkan senyawa unik bernama asperigimycin yang mampu membunuh sel leukemia dalam uji laboratorium.


Dari Kutukan ke Harapan: Perjalanan Aspergillus flavus

Jamur Aspergillus flavus pernah dikaitkan dengan kematian misterius para arkeolog yang membuka makam Tutankhamun. Diduga, spora jamur yang bersifat dorman (tidur) tetap aktif meski tersegel selama ribuan tahun. Ketika terganggu, spora tersebut bisa menyebabkan infeksi pernapasan parah, terutama pada orang dengan sistem imun lemah.

Namun, riset ilmiah membalikkan pandangan tersebut. Di balik sifat mematikannya, jamur ini ternyata menyimpan potensi terapeutik tinggi.


Kandungan Antikanker dalam Jamur ‘Misterius’

Dalam studi yang dipimpin oleh Sherry Gao, profesor teknik biomolekuler dari University of Pennsylvania, para ilmuwan berhasil mengisolasi molekul asperigimycin dari jamur Aspergillus flavus. Molekul ini termasuk dalam kelompok RiPPs (ribosomally synthesized and post-translationally modified peptides), yang dikenal sulit ditemukan dalam fungi.

“Jamur yang dulu dianggap membawa kutukan, kini bisa menjadi kunci menyelamatkan nyawa,” ujar Gao, dikutip dari LiveScience, Jumat (27/6/2025).


Empat Senyawa Baru Ditemukan, Dua Diantaranya Anti-Leukemia

Tim peneliti juga menemukan empat senyawa asperigimycin baru, yang memiliki struktur cincin saling mengunci—sangat jarang ditemukan pada senyawa alami.

“Dua di antaranya menunjukkan aktivitas anti-leukemia yang kuat, bahkan tanpa perlu modifikasi tambahan,” ungkap Qiuyue Nie, ilmuwan yang juga terlibat dalam studi ini.


Harapan Baru bagi Terapi Kanker Darah

Meskipun masih dalam tahap awal dan terbatas di laboratorium, penelitian ini membuka pintu bagi terapi kanker darah yang lebih alami dan inovatif. Penemuan ini juga menjadi bukti bahwa alam, bahkan dari sumber yang tampak berbahaya sekalipun, bisa menghadirkan solusi medis luar biasa.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button