Purin: Senyawa Alami yang Bisa Picu Asam Urat hingga Batu Ginjal, Ini Cara Mengendalikannya

Patrazone.com – Purin mungkin belum begitu familiar bagi sebagian orang, namun senyawa alami ini memainkan peran penting dalam tubuh makhluk hidup. Meski berfungsi sebagai bagian dari DNA dan RNA, kelebihan purin bisa menimbulkan berbagai masalah kesehatan, terutama asam urat dan batu ginjal.
Jadi, apa sebenarnya purin? Bagaimana cara kerja senyawa ini di dalam tubuh, dan apa hubungannya dengan risiko penyakit seperti asam urat?
Apa Itu Purin dan Dari Mana Asalnya?
Purin adalah senyawa kimia yang tersusun dari atom karbon dan nitrogen. Secara alami, purin terdapat dalam setiap sel makhluk hidup—baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Di dalam tubuh manusia, purin berasal dari dua sumber utama:
- Purin endogen: Diproduksi secara internal oleh tubuh, terutama melalui proses alami seperti kematian dan pembaruan sel. Sekitar dua pertiga purin dalam tubuh berasal dari proses ini.
- Purin eksogen: Diperoleh dari makanan dan minuman yang dikonsumsi sehari-hari. Setelah dicerna, purin eksogen diproses dan dibuang bersama sisa metabolisme.
Keduanya akan diolah oleh tubuh dan menghasilkan zat sisa berupa asam urat. Dalam kondisi normal, sekitar 90 persen asam urat diserap kembali, sedangkan sisanya dikeluarkan melalui urine dan feses.
Kelebihan Purin Picu Penumpukan Asam Urat
Masalah mulai muncul ketika tubuh menerima atau menghasilkan terlalu banyak purin, namun tidak mampu membuang kelebihan asam urat secara efisien. Akibatnya, kadar asam urat dalam darah meningkat, yang dikenal dengan istilah hiperkuresemia.
Hiperkuresemia dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti:
- Asam urat: Kristal asam urat dapat menumpuk di persendian, menyebabkan nyeri hebat, peradangan, hingga pembengkakan. Biasanya menyerang jempol kaki, lutut, siku, dan jari tangan.
- Batu ginjal: Asam urat yang mengendap di ginjal dapat mengkristal dan membentuk batu, yang menyebabkan nyeri hebat dan gangguan fungsi ginjal.
- Risiko diabetes: Beberapa penelitian menunjukkan adanya korelasi antara kadar asam urat tinggi dengan meningkatnya risiko diabetes tipe 2.
Makanan Tinggi Purin yang Perlu Dibatasi
Karena tubuh secara alami memproduksi purin, menghindarinya sepenuhnya tidak mungkin dilakukan. Namun, bagi penderita asam urat atau mereka yang berisiko, mengontrol asupan purin dari makanan adalah kunci.
Berikut makanan tinggi purin yang sebaiknya dihindari atau dibatasi:
- Jeroan: Hati, ginjal, dan otak.
- Seafood tertentu: Seperti ikan sarden, makarel, dan teri.
- Minuman beralkohol: Terutama bir, karena dapat meningkatkan kadar asam urat secara signifikan.
- Minuman manis tinggi fruktosa: Misalnya soda dan jus kemasan, yang dapat mempercepat pembentukan kristal asam urat.
Pilihan Makanan Rendah Purin yang Lebih Aman
Mengadopsi pola makan rendah purin bisa membantu menurunkan risiko asam urat dan komplikasi lain. Berikut beberapa makanan rendah purin yang direkomendasikan:
- Telur
- Kacang-kacangan dan polong-polongan
- Buah-buahan: Terutama jeruk dan ceri, karena bersifat antiinflamasi
- Sayuran hijau: Kecuali bayam, asparagus, kembang kol, jamur, dan kacang polong
- Produk susu rendah lemak
- Daging unggas dalam jumlah moderat
- Ikan rendah purin: Seperti salmon, kepiting, dan herring
Kesimpulan: Bijak Kelola Purin untuk Kesehatan Optimal
Purin memang merupakan bagian alami dari sistem tubuh dan makanan yang kita konsumsi. Namun, jika jumlahnya terlalu banyak dan tubuh tidak mampu membuangnya secara efisien, risiko gangguan metabolisme seperti asam urat, batu ginjal, hingga diabetes akan meningkat.
Oleh karena itu, menerapkan pola makan seimbang dan rendah purin adalah langkah bijak, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat gangguan metabolisme atau kecenderungan kadar asam urat tinggi.
Waspadai apa yang Anda konsumsi hari ini, karena kesehatan jangka panjang sangat bergantung padanya.