Nasional

Ritual Malam Satu Suro di Pendapa Kabupaten Batang: Penjamasan Pusaka, Simbol Spiritualitas dan Identitas Budaya

Patrazone.com – Di tengah temaram cahaya Pendapa Kabupaten Batang, alunan gamelan pelan menyatu dengan aroma harum dupa yang menyelimuti udara. Kamis malam itu, ratusan warga larut dalam suasana khidmat memperingati Malam Satu Suro, momen sakral yang diyakini sebagai titik penting spiritual bagi masyarakat Jawa.

Di ruang utama pendapa, ratusan pusaka warisan leluhur dijamas satu per satu dengan penuh kehormatan. Dari 70 pusaka yang dibersihkan, sorotan utama tertuju pada Tombak Abirawa, simbol kepemimpinan dan perlindungan yang telah menjadi jati diri masyarakat Batang.

“Saya terharu melihat antusiasme masyarakat yang begitu besar. Koleksi pusaka yang dibawa warga sangat luar biasa. Ini bukti nyata bahwa budaya kita tidak pernah mati, hanya menunggu waktu untuk kembali bergema,” ujar Bulat Batang, M Faiz Kurniawan, selaku penggagas ritual tersebut.

Penjamasan pusaka, menurut Faiz, bukan sekadar ritual pembersihan benda-benda bersejarah. Lebih dari itu, ia adalah upaya menjaga nilai-nilai spiritual dan mengenang perjuangan leluhur yang tertanam di setiap bilah tombak dan keris.

“Tombak Abirawa bukan hanya warisan fisik. Ia adalah doa dan harapan yang terus hidup dan menyala di hati masyarakat Batang,” tegas Faiz dengan penuh semangat.

Selain Tombak Abirawa, malam itu turut dijamas 55 tombak lainnya, 14 keris, dan satu pedang. Warga juga memperlihatkan koleksi keris pribadi mereka, membuktikan bahwa budaya pusaka masih hidup dan dihargai oleh generasi sekarang.

Rangkaian acara semakin meriah dengan pagelaran wayang kulit dan pertunjukan seni tradisional yang memadukan spiritualitas, sejarah, dan hiburan dalam satu ruang yang harmonis.

Pemerintah daerah berkomitmen mendukung penuh pelestarian budaya ini. Peringatan Malam Satu Suro tahun depan dijanjikan akan dikemas lebih menarik agar mampu merangkul minat generasi muda.

“Budaya tidak boleh berhenti di generasi kami saja. Kami harus menyiapkan panggung agar anak-anak muda Batang bisa bangga, menjaga, dan melestarikan warisan leluhur dengan penuh cinta,” tutup Faiz.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button