Jangan Anggap Remeh! Ini Perbedaan Lupa Normal dan Gejala Awal Demensia Alzheimer

Patrazone.com – Lupa memang hal yang wajar, terutama seiring bertambahnya usia. Tapi hati-hati, tidak semua kelupaan itu bisa dianggap biasa. Bisa jadi itu merupakan gejala awal demensia Alzheimer, gangguan penurunan fungsi otak yang berlangsung progresif dan berdampak serius pada kehidupan sehari-hari.
Demensia Alzheimer bukan sekadar “pikun”, melainkan kondisi medis yang menyebabkan penurunan kemampuan berpikir, mengingat, berkomunikasi, hingga mengelola emosi dan perilaku. Akibatnya, aktivitas harian seseorang bisa terganggu secara signifikan.
“Sering kali orang tidak sadar dirinya mulai mengalami demensia karena menganggap lupa adalah hal yang normal, terutama di usia lanjut,” tulis laporan Bisnis.com, dikutip Minggu (29/6/2025).
Lupa Biasa vs Lupa karena Demensia, Apa Bedanya?
Penting untuk memahami bahwa lupa akibat penuaan normal berbeda dengan lupa akibat demensia. Berikut perbedaannya:
Ciri-Ciri Lupa yang Normal
- Lupa nama orang yang jarang ditemui
- Lupa sebagian kejadian dalam waktu singkat
- Kadang kesulitan mencari kata saat berbicara
- Sesekali bingung arah, tapi masih tahu jalan pulang
- Bisa mengingat kembali setelah diingatkan
Ciri-Ciri Lupa karena Demensia
- Lupa nama orang yang sering ditemui
- Sering mengulang cerita atau pertanyaan yang sama
- Tersesat bahkan di lingkungan rumah sendiri
- Kesulitan mengambil keputusan dan melakukan aktivitas rutin
- Bicara melambat, mudah bingung, perubahan suasana hati ekstrem
- Kehilangan minat bersosialisasi dan melakukan hobi
“Demensia bukan hanya soal lupa. Ini adalah gangguan fungsi otak yang memengaruhi kemampuan berpikir, merasa, hingga bersikap,” tulis artikel tersebut.
Kenapa Gejala Awalnya Sering Diabaikan?
Karena banyak yang mengira “pikun” adalah bagian wajar dari proses penuaan, gejala demensia sering terlambat dikenali. Padahal, deteksi dini sangat penting untuk memperlambat perkembangan penyakit.
Contohnya, banyak jemaah haji yang dilaporkan hilang di Tanah Suci ternyata memiliki riwayat demensia. Ini menunjukkan bahwa penurunan fungsi otak bisa terjadi di berbagai situasi, dan dampaknya bisa serius.
Kabar Baiknya: Perkembangan Demensia Bisa Diperlambat
Meskipun belum ada obat yang benar-benar menyembuhkan demensia Alzheimer, kabar baiknya adalah perkembangannya bisa diperlambat melalui gaya hidup sehat, seperti:
- Rutin olahraga
- Makan bergizi seimbang
- Tidur cukup dan berkualitas
- Aktif bersosialisasi
- Belajar hal baru dan menjaga aktivitas otak tetap aktif
“Demensia bukan akhir segalanya. Dengan pola hidup sehat dan dukungan orang sekitar, penderita tetap bisa menjalani hidup yang bermakna.”