Keuangan

Indonesia Siap Impor Alutsista dan Pesawat dari AS, Demi Redam Ancaman Tarif Tinggi Trump

Patrazone.com – Pemerintah Indonesia bersiap memborong alat utama sistem persenjataan (alutsista) hingga pesawat dari Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari langkah strategis menghadapi potensi ancaman tarif tinggi dari Washington.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, langkah ini merupakan bagian dari paket kesepakatan dagang komprehensif yang tengah dirundingkan kedua negara. Salah satu tujuannya adalah menyeimbangkan neraca perdagangan Indonesia-AS, yang mencatat surplus besar bagi Indonesia.

“Pesannya jelas, Indonesia ingin membangun hubungan ekonomi yang seimbang dan berorientasi ke depan, dengan manfaat nyata bagi dunia usaha dan pekerja di kedua negara,” ujar Airlangga, dikutip dari Bloomberg, Jumat (4/7/2025).


Defisit Dagang dan Ancaman Tarif 32%

Menurut catatan U.S. Trade Representative (USTR), defisit perdagangan barang AS dengan Indonesia mencapai US$17,9 miliar pada 2024. Angka tersebut menjadi sorotan, terutama setelah mantan Presiden AS Donald Trump mengusulkan pemberlakuan tarif hingga 32% terhadap negara-negara dengan surplus besar terhadap AS, termasuk Indonesia.

Sebagai respons, Indonesia tengah menyusun strategi untuk menekan ancaman tarif tinggi, dengan harapan bisa mendapatkan perlakuan tarif lebih rendah seperti Vietnam yang sebelumnya dikenai tarif sebesar 20%.


Impor Alutsista, Pesawat, hingga Produk Pertanian AS

Airlangga menyebutkan, pemerintah Indonesia siap memperluas pengadaan alutsista dari AS guna memperkuat hubungan pertahanan dan posisi strategis Indonesia di kawasan Indo-Pasifik.

Selain sektor militer, Indonesia juga akan meningkatkan impor pesawat dan layanan perawatan, melalui kerja sama yang sedang dijajaki oleh PT Garuda Indonesia.

Tak hanya itu, sektor energi dan pangan juga menjadi fokus. Pemerintah akan mengimpor gas dan produk pertanian AS, seiring upaya memperkuat ketahanan energi dan pangan dalam negeri.


Indonesia Siapkan Konsesi untuk Perusahaan AS

Sebagai bagian dari kesepakatan dagang, pemerintah juga menawarkan sejumlah insentif bagi perusahaan-perusahaan AS. Antara lain:

  • Pelonggaran aturan kandungan lokal (TKDN)
  • Peningkatan perlindungan hak kekayaan intelektual
  • Akses perusahaan AS ke Gerbang Pembayaran Nasional (GPN)
  • Peluang lebih luas di sektor mineral kritis, khususnya nikel

Langkah ini diyakini akan membantu AS mengurangi ketergantungan terhadap logam yang dikuasai China, mengingat Indonesia merupakan pemilik cadangan nikel terbesar di dunia.


1.700 Komoditas AS Bakal Dapat Tarif Nol

Indonesia juga berkomitmen untuk menerapkan tarif mendekati nol terhadap lebih dari 1.700 komoditas asal AS, atau sekitar 70 persen dari total impor AS ke Indonesia. Komoditas itu mencakup:

  • Elektronik
  • Mesin
  • Kimia
  • Kesehatan
  • Baja
  • Otomotif
  • Produk pertanian

Pasar Menanti Kepastian Final dari AS

Meski arah negosiasi sudah terlihat, Airlangga menegaskan bahwa keputusan final masih menunggu konfirmasi resmi dari pemerintah AS.

Di sisi pasar, nilai tukar rupiah tercatat stabil di Rp16.180 per dolar AS, sementara IHSG melemah 0,2% pada penutupan perdagangan Jumat (4/7/2025).

Analis Credit Agricole Hong Kong, Jeffrey Zhang, menilai pelaku pasar masih mencermati implikasi akhir dari kesepakatan, terutama dampaknya terhadap daya saing ekspor Indonesia.

“Pasar akan melihat hasil akhirnya, terutama untuk membandingkan tarif final antarnegara,” ujar Jeffrey.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button