Judi Online Makin Marak, 3 Juta Situs Diblokir Komdigi dalam Setahun

Patrazone.com – Judi online (judol) kini bukan lagi fenomena pinggiran. Ia telah menjelma menjadi ancaman digital serius yang menghantui masyarakat Indonesia, terutama generasi muda. Meski berbagai upaya telah dilakukan, penyebaran situs judol terus tumbuh secara masif.
Direktur Pengawasan Sertifikasi dan Transaksi Elektronik Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Teguh Arifiyadi, menyebut jumlah situs yang diblokir meningkat drastis dalam beberapa tahun terakhir.
“Dalam lima tahun hingga 2023, kami memblokir sekitar 800 ribu situs. Tapi hanya dalam kurun 2023 sampai 2024, jumlahnya melonjak hingga lebih dari 3 juta situs,” ujar Teguh dalam konferensi pers peluncuran film Agen+62, Kamis (3/7/2025).
Pemain Judi Tak Merasa Jadi Korban, Kesadaran Publik Kunci Utama
Menariknya, menurut Teguh, banyak pelaku judi online justru tidak merasa menjadi korban, meskipun secara finansial dan psikologis mereka merugi.
“Mau diblokir jutaan situs sekalipun, tanpa kesadaran kolektif masyarakat, persoalan ini tidak akan pernah selesai,” tegasnya.
Komdigi juga menilai bahwa pemblokiran IP, DNS, hingga aplikasi belum sepenuhnya efektif. Sebab, celah-celah digital terus dimanfaatkan oleh pelaku judol, termasuk penggunaan teknologi enkripsi dan sistem referral yang agresif.
Lebih dari 11 Juta Pemain Judi Online, Mayoritas Anak Muda
Data dari Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menunjukkan bahwa pada kuartal pertama 2025, tercatat lebih dari 11 juta pemain judi online di Indonesia. Mayoritasnya adalah anak muda yang rentan secara ekonomi dan sosial.
Provinsi Jawa Barat bahkan menjadi perhatian khusus karena mencatat angka pemain judi online terbanyak, sekaligus menjadi provinsi dengan tingkat kemiskinan tinggi.
Kampanye Anti-Judi Lewat Film Komedi Edukatif
Melihat urgensi ini, pendekatan baru coba dihadirkan lewat film Agen+62, sebuah komedi aksi edukatif yang mengangkat tema bahaya judi online. Disutradarai Dinna Jasanti dan dibintangi Rieke Diah Pitaloka, film ini diharapkan bisa menyentuh masyarakat lewat pendekatan yang ringan tapi bermakna.
“Genre komedi adalah bentuk resiliensi kita. Justru lewat tawa, kita bisa bicara tentang hal yang paling serius, termasuk soal kecanduan judi online,” ujar Orchida Ramadhania, produser Agen+62.
Sementara itu, Rieke Diah Pitaloka menyatakan bahwa seni adalah medium paling kuat untuk menyampaikan pesan sosial, karena melibatkan emosi tanpa menggurui.
“Mereka yang kecanduan tidak bisa langsung ditegur. Perlu pendekatan yang lebih dalam, menyentuh batin,” kata Rieke.
Pemberantasan Judi Online Perlu Kolaborasi Nasional
Rieke menekankan bahwa penanggulangan judol tak bisa hanya dibebankan pada satu atau dua instansi. Butuh sinergi lintas sektor — dari pemerintah pusat, kementerian teknis, masyarakat, hingga lembaga keuangan dan perbankan — untuk memutus rantai perputaran uang ilegal dari bisnis ini.