Sains

Fenomena Langit: Buck Moon Siap Hiasi Langit pada 10 Juli, Catat Waktu Terbaik Menyaksikannya

Patrazone.com – Langit malam akan kembali menghadirkan pemandangan spektakuler. Pada Kamis, 10 Juli 2025, fenomena bulan purnama pertama musim panas astronomis di Belahan Bumi Utara, yang dikenal dengan sebutan Buck Moon, akan muncul dan bisa disaksikan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Meski bulan secara resmi mencapai fase purnama pada pukul 16.38 EDT (atau Jumat dini hari WIB), momen terbaik untuk menyaksikan Buck Moon adalah saat senja menjelang malam, ketika bulan terbit di ufuk timur dengan rona oranye yang indah.


Apa Itu Buck Moon?

Nama “Buck Moon” berasal dari tradisi penduduk asli Amerika yang mengaitkan bulan purnama bulan Juli dengan waktu ketika tanduk rusa jantan (buck) mulai tumbuh kembali setelah rontok.

Di tahun ini, Buck Moon termasuk bulan purnama dengan posisi terendah di langit malam karena terjadi beberapa minggu setelah titik balik matahari musim panas (summer solstice) pada 20 Juni. Saat matahari berada di titik tertinggi sepanjang tahun, bulan purnama akan berada di lintasan terendahnya di langit.


Kenapa Bulan Terlihat Lebih Besar dan Oranye?

Fenomena ini tidak lepas dari yang disebut “ilusi bulan”, yakni efek optik yang membuat bulan terlihat lebih besar dan berwarna oranye ketika berada dekat cakrawala.

Menurut NASA, ini terjadi karena perspektif visual kita saat bulan berada dekat objek-objek di Bumi, seperti pepohonan atau gedung, yang membuat otak menafsirkan bulan seolah lebih besar dari ukuran sebenarnya.


Buck Moon dan Konstelasi Sagitarius

Pada malam puncaknya, Buck Moon akan muncul di rasi bintang Sagitarius, salah satu konstelasi khas musim panas. Namun, karena rasi ini terdiri dari bintang-bintang yang tidak terlalu terang, pengamat tidak akan melihat bintang-bintang mencolok di sekitar bulan purnama.

Menariknya, karena orbit Bumi terhadap Matahari berbentuk elips, Buck Moon tahun ini juga menjadi bulan purnama yang paling jauh dari Matahari, mengingat Bumi berada di titik aphelion—jarak terjauhnya dari Matahari—pada 3 Juli lalu.


Waktu Terbaik Menyaksikan Buck Moon

Untuk menyaksikan Buck Moon dalam bentuk dan warna terbaiknya, cobalah mengamatinya:

  • Saat bulan terbit di ufuk timur menjelang malam (sekitar pukul 18.00–19.00 waktu lokal)
  • Di lokasi dengan pandangan bebas ke langit timur, seperti pantai, dataran tinggi, atau area terbuka bebas polusi cahaya

Bulan akan tampak lebih besar dan berwarna oranye saat muncul dari cakrawala, lalu bergerak melintasi langit selatan tanpa terlalu tinggi, sebelum akhirnya tenggelam di barat daya menjelang fajar.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button