Internet

Starlink Penuh, Pengamat: Kapasitas Jadi Masalah Utama Internet Satelit LEO

Patrazone.com – Layanan internet satelit, khususnya berbasis Low Earth Orbit (LEO) seperti Starlink, tengah menghadapi dua tantangan besar: keterbatasan kapasitas dan tingginya latensi. Meski latensi masih dapat ditoleransi, kapasitas yang terbatas menjadi persoalan global yang belum kunjung teratasi.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, saat dihubungi oleh Bisnis.com, Sabtu (19/7/2025).

“Untuk satelit LEO, persoalan kapasitas memang sulit diatasi. Secara internasional pun ini sudah jadi isu karena jumlah peminat jauh lebih banyak dibandingkan kapasitas yang tersedia,” ujar Heru.


Dalam situasi terkini, Starlink resmi menghentikan layanan bagi pelanggan baru di Indonesia. Situs resminya menyebutkan bahwa kapasitas layanan sudah habis terjual di seluruh wilayah.

“Layanan Starlink saat ini tidak tersedia untuk pelanggan baru di wilayah Anda karena kapasitas telah habis,” tulis Starlink di laman resminya, Minggu (13/7/2025).

Starlink sendiri merupakan layanan internet berbasis satelit orbit rendah milik SpaceX, yang mengorbit di ketinggian sekitar 500 km. Dibandingkan satelit geostasioner (GEO), LEO memiliki latensi lebih rendah, namun kapasitas datanya lebih kecil.


Satu-Satunya Solusi: Tambah Jumlah Satelit

Heru menyatakan, menambah jumlah satelit menjadi solusi utama untuk mengatasi masalah kapasitas. Namun, proses ini memerlukan waktu, sumber daya besar, dan koordinasi internasional yang kompleks.

“Cara meningkatkan kapasitas ya hanya dengan menambah satelit. Tapi kita tahu, itu bukan hal yang mudah,” kata Heru.


Di tengah tingginya permintaan, Heru juga menyoroti praktik penjualan kembali (reselling) layanan Starlink oleh pihak ketiga. Menurutnya, reseller hanya diperbolehkan jika sudah mendapatkan komitmen resmi dan legalitas dari Starlink.

“Kalau tidak punya izin sebagai mitra resmi atau reseller Starlink, maka penjualannya dianggap ilegal,” tegasnya.


Peluang untuk Layanan Lokal

Menariknya, Heru melihat kondisi ini sebagai peluang bagi penyedia layanan internet lokal, baik yang berbasis fiber optik, seluler, maupun teknologi alternatif lain.

“Pemain lokal bisa mengisi celah yang belum terlayani Starlink. Ini momentum yang harus dimanfaatkan,” tuturnya.


Di Indonesia, Starlink digunakan untuk melayani tiga segmen utama:

  • Pelanggan ritel
  • Perusahaan korporasi
  • Backhaul jaringan utama, termasuk oleh mitra seperti Telkomsat, Datalake Indonesia, dan Primacom

Namun, kecepatan koneksi bisa menurun seiring bertambahnya jumlah pengguna, terutama di segmen ritel. Karena itu, mitra bisnis harus lebih dahulu mengamankan kapasitas untuk menjamin layanan tetap optimal.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button