Teknologi

Kemenkes Uji Coba Layanan Kesehatan Berbasis AI, Fokus Skrining Penyakit dan Sandbox Inovasi

Patrazone.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperkenalkan terobosan baru dalam sistem layanan kesehatan nasional dengan mengembangkan layanan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk skrining penyakit tidak menular dan meluncurkan Regulatory Sandbox guna menguji dan mengakselerasi produk-produk inovasi kesehatan.

Langkah ini ditujukan untuk memperkuat tindakan preventif serta mengakomodasi transformasi digital di bidang kesehatan, menyusul tingginya beban penyakit seperti diabetes mellitus dan hipertensi, yang menurut data menjadi dua dari 10 penyebab kematian utama di Indonesia.

“Layanan skrining digital menggunakan AI ini memungkinkan masyarakat melakukan deteksi awal terhadap diabetes dan hipertensi dengan cara yang lebih terjangkau dan fleksibel, tanpa dibatasi waktu dan tempat,” ujar Staf Ahli Teknologi Kesehatan Kemenkes, Setiaji, dalam keterangan di Jakarta, Selasa (23/07/2025).


AI untuk Prediksi Penyakit, Termasuk Wabah Malaria

Selain skrining penyakit, Kemenkes juga menghadirkan inovasi Toolkit Prediksi dan Perencanaan Malaria (Malaria Prediction and Planning Toolkit/MPPT). Alat ini memanfaatkan data lingkungan, pola cuaca, dan histori penyebaran penyakit yang dipadukan dengan kecanggihan AI untuk memprediksi potensi wabah di masa mendatang.

Dengan MPPT, tenaga kesehatan dan peneliti bisa mengambil keputusan yang lebih cepat dan tepat dalam mengendalikan penyebaran malaria di wilayah endemis.


Regulatory Sandbox: Ruang Uji Inovasi Kesehatan Digital

Kemenkes turut memperkenalkan Regulatory Sandbox, yaitu kerangka uji coba yang memungkinkan startup atau inovator mengembangkan produk kesehatan digital secara legal, terkontrol, dan terukur sebelum diluncurkan ke pasar.

Sejak 2024, Sandbox Kemenkes telah mencakup enam klaster utama:

  1. Pendidikan kedokteran (medical education)
  2. Diagnosis medis (medical diagnosis)
  3. Solusi untuk pasien (patient solutions)
  4. Marketplace layanan kesehatan
  5. Telemedicine
  6. Perangkat wearable untuk kesehatan dan kebugaran

“Sandbox ini berfungsi menguji regulasi, memperluas pemanfaatan produk, serta mendukung pengembangan sebelum benar-benar digunakan secara luas,” ujar Setiaji.


Langkah Lanjutan: Chatbot Medis dan AI untuk CT Scan Otak

Ke depan, Kemenkes juga menyiapkan uji coba AI untuk layanan imaging seperti X-Ray, USG, hingga MRI, serta pengembangan chatbot berbasis Large Language Model (LLM) khusus untuk informasi dan edukasi di bidang kesehatan.

Salah satu penerapannya telah dilakukan di RS Pusat Otak Nasional (RSPON) Mahar Mardjono, berupa layanan AI untuk CT Scan otak, yang mempercepat deteksi kondisi saraf secara akurat dan efisien.


POKJA AI dan Harapan Munculnya Spesialis AI Kesehatan

Guna memastikan keamanan, validitas, dan akuntabilitas AI di sektor medis, Kemenkes akan membentuk Kelompok Kerja (POKJA) AI yang melibatkan tenaga medis, akademisi, dan pelaku industri teknologi kesehatan untuk menyusun kerangka regulasi dan etika pemanfaatan AI.

Kemenkes juga berharap, ke depan, akan lahir AI Healthcare Specialist, tenaga profesional dengan kompetensi khusus di bidang teknologi dan kesehatan, seiring berkembangnya inovasi digital di dunia medis.


Integrasi dengan Platform SatuSehat

Seluruh layanan ini nantinya akan terhubung dengan platform SatuSehat, sistem informasi kesehatan terintegrasi nasional pengganti PeduliLindungi. Platform ini memudahkan masyarakat mengakses data kesehatan pribadi dan layanan digital secara aman dan efisien.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button