Ilmuwan Temukan Subtipe Baru Diabetes Tipe 1 di Afrika, Serang Anak Muda Tanpa Gejala Autoimun

Patrazone.com – Sebuah temuan medis mengejutkan datang dari Afrika Sub-Sahara. Para ilmuwan menemukan bentuk baru dari diabetes tipe 1 yang menyerang anak-anak dan orang dewasa muda, namun tidak disebabkan oleh gangguan autoimun sebagaimana diabetes tipe 1 pada umumnya.
Penemuan ini muncul dari studi kolaboratif yang dipimpin para peneliti di University of Colorado, yang menyebut bahwa banyak pasien muda di kawasan tersebut tidak menunjukkan autoantibodi islet, penanda khas yang biasanya digunakan dokter untuk mendiagnosis diabetes tipe 1.
“Ini adalah peluang luar biasa untuk mengeksplorasi keberagaman bentuk diabetes di berbagai negara dan kelompok etnis, yang hidup dalam lingkungan sangat berbeda,” ujar Dana Dabelea, peneliti utama, dikutip dari IFL Science, Senin (28/7/2025).
Subtipe Diabetes Tanpa Autoantibodi: Bukan Autoimun?
Seperti diketahui, diabetes tipe 1 adalah penyakit kronis yang membuat tubuh tak lagi mampu memproduksi insulin—hormon penting untuk mengubah glukosa menjadi energi. Ini berbeda dari diabetes tipe 2, yang lebih sering dikaitkan dengan gaya hidup dan resistensi insulin.
Dalam studi yang melibatkan 894 partisipan, sebanyak 65 persen penderita yang sebelumnya didiagnosis mengidap diabetes tipe 1 ternyata tidak memiliki autoantibodi islet sama sekali. Hal ini memicu dugaan bahwa mereka mengalami bentuk subtipe diabetes baru.
Temuan serupa meski dalam jumlah lebih kecil juga terjadi pada individu keturunan Afrika di Amerika Serikat. Dari data yang dihimpun, 15 persen penderita diabetes tipe 1 dari kelompok ini juga tidak menunjukkan ciri-ciri autoimun.
“Ini menunjukkan kemungkinan besar mereka mengidap bentuk diabetes tipe 1 yang tidak dipicu oleh sistem kekebalan tubuh,” tambah Dabelea.
Bukti Genetik, Ancaman Baru bagi Generasi Muda
Sementara penderita diabetes tipe 1 dari kalangan kulit putih di Amerika Serikat tetap menunjukkan pola autoimun yang khas, hasil berbeda terlihat pada kelompok Afrika dan keturunannya.
Menariknya, meskipun tidak memiliki penanda autoimun, genetika pasien dari Afrika dan keturunan Afrika di AS menunjukkan adanya kecenderungan biologis terhadap penyakit ini—mengindikasikan kemungkinan pengaruh faktor genetik atau leluhur.
Penelitian Lanjutan: Pintu Menuju Terapi Baru?
Para peneliti menegaskan bahwa temuan ini belum final dan masih membutuhkan penelitian lanjutan. Namun mereka optimistis, pemahaman lebih dalam terhadap subtipe ini bisa membuka jalan untuk terapi yang lebih personal dan efektif.
“Temuan ini menyoroti pentingnya pendekatan yang tidak seragam dalam memahami diabetes tipe 1. Strategi pencegahan dan pengobatan harus mempertimbangkan keragaman genetik dan lingkungan,” pungkas Dabelea.