Teknologi

Oracle PHK Karyawan, Biaya AI Jadi Pemicunya

Patrazone.com – Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Oracle Corp, resmi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah karyawan di divisi cloud. Langkah ini diambil sebagai bagian dari efisiensi anggaran, seiring dengan membengkaknya pengeluaran untuk membangun infrastruktur kecerdasan buatan (AI).

Dilansir dari Bloomberg, Minggu (17/8/2025), karyawan yang terdampak telah menerima pemberitahuan pekan ini. Menurut sumber internal, lebih dari 150 posisi di wilayah Seattle – pusat tradisional unit cloud Oracle – ikut terdampak.

“Beberapa pengurangan terkait masalah kinerja, namun unit ini tetap merekrut,” ungkap dua narasumber yang tak disebutkan namanya.

Fokus Pindah ke Tennessee dan Proyek AI Raksasa

Sebelumnya, Oracle telah mengumumkan pemindahan kantor pusat dari Austin ke Nashville, Tennessee. Saat ini, jumlah lowongan kerja Oracle paling banyak tercatat berada di negara bagian tersebut, menandakan pergeseran strategis yang signifikan.

Hingga kini, pihak Oracle belum memberikan komentar resmi soal cakupan pemangkasan karyawan secara keseluruhan.

Langkah PHK ini pertama kali dilaporkan oleh DatacenterDynamics, sebuah media yang mengulas industri pusat data global.

Ketatnya Biaya AI Dorong Efisiensi

Oracle bukan satu-satunya perusahaan teknologi besar yang harus memangkas tenaga kerja untuk menyerap lonjakan biaya AI. Microsoft telah memangkas sekitar 15.000 pekerjaan sepanjang tahun ini, sementara Amazon dan Meta juga mengikuti langkah serupa.

Bulan lalu, Oracle menandatangani kesepakatan besar dengan OpenAI untuk menyediakan daya sebesar 4,5 gigawatt bagi pusat data di AS—menjadikannya salah satu kerja sama energi terbesar untuk AI hingga saat ini.

Namun, di balik ambisi itu, perusahaan harus menanggung biaya investasi puluhan miliar dolar untuk membangun server farm raksasa guna memenuhi permintaan pasar.

Restrukturisasi: Strategi atau Risiko?

Dalam pengajuan resminya pada Juni 2025, Oracle menyebut bahwa perubahan tenaga kerja dilakukan secara berkala karena perubahan strategi, reorganisasi, atau evaluasi kinerja.

“Restrukturisasi semacam ini bisa berdampak pada meningkatnya biaya jangka pendek dan penurunan produktivitas sementara,” tulis perusahaan.

Di sisi lain, saham Oracle justru terus menguat, mendekati titik tertinggi sepanjang masa, terutama berkat kinerja solid dari unit cloud yang terus berkembang.

author avatar
Patrazone

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button