Makro

Investasi China di RI Tembus Rp578 Triliun

Patrazone.com – Investasi China di Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan impresif. Dalam enam tahun terakhir, nilai investasinya meningkat 31%, dengan total realisasi mencapai US$35,3 miliar atau setara Rp578,8 triliun (kurs Rp16.396) dari 2020 hingga semester I 2025.

Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu menjelaskan bahwa mayoritas investasi China masuk ke sektor pengolahan logam yang mencapai US$15,55 miliar atau sekitar Rp254 triliun.

“Sejak 2013, China menjadi investor utama di sektor mineral Indonesia seperti nikel, timah, dan bauksit. Kini, lebih dari 48% dari sekitar 50 proyek mineral nasional melibatkan investor China,” kata Todotua dalam OCBC One Connect 2025, Rabu (27/8/2025).


Sektor Strategis Jadi Fokus

Selain industri logam dasar (44%), China juga berinvestasi di sektor transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi (18% atau US$6,39 miliar), serta sektor kimia dan farmasi (10% atau US$3,41 miliar).

Perusahaan-perusahaan China, seperti Yadea dan BYD, turut membangun fasilitas kendaraan listrik (EV) serta berinvestasi di Morowali Industrial Park, yang dikenal sebagai pusat pengolahan nikel nasional.


Pemerataan Investasi Luar Jawa

Meskipun Pulau Jawa tetap jadi tujuan utama karena 60–67% populasi Indonesia, Todotua memastikan investasi China juga menyasar wilayah luar Jawa, seperti Jawa Barat, Maluku Utara, Jakarta, dan Sumatra Selatan, demi menciptakan distribusi ekonomi yang lebih merata.


Kolaborasi Strategis Indonesia–China

Indonesia dan China baru saja menandatangani dua nota kesepahaman (MoU) penting pada Mei 2025 untuk mendorong pengembangan twin industrial parks dan penggunaan mata uang lokal (LCS) dalam transaksi perdagangan bilateral.

“Dengan infrastruktur, teknologi, dan kapasitas finansial yang dimiliki China, kerja sama ini bisa mempercepat hilirisasi industri Indonesia,” tambah Todotua.


Peran OCBC dalam Memfasilitasi Sinergi

Di sisi lain, PT Bank OCBC NISP Tbk. juga berperan sebagai katalisator sinergi lintas batas. Martin Widjaja, Direktur OCBC, menekankan pentingnya membangun ekosistem industri yang menyeluruh, bukan hanya lewat suntikan modal, tetapi juga regulasi, pembiayaan, dan infrastruktur.

“OCBC hadir sebagai penghubung antarnegara, bukan hanya penyedia solusi perbankan,” ungkap Martin.

OCBC pun menawarkan layanan Corporate Banking lengkap seperti pembiayaan proyek industri, pengelolaan kas lintas negara, dan trade finance, termasuk dukungan penyelesaian transaksi menggunakan LCS lewat posisinya sebagai salah satu Appointed Cross Currency Dealer (ACCD).

author avatar
Patrazone

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button