Spekulasi “Trump Meninggal” Trending, Presiden Buka Suara dan Sebut ‘Fake News’

Patrazone.com – Presiden Amerika Serikat Donald Trump akhirnya angkat bicara mengenai spekulasi kocar-kacir di media sosial, termasuk tagar #TrumpIsDead, yang menyebut dirinya telah meninggal dunia. Rumor ini mencuat setelah kehadirannya yang tidak terlihat selama beberapa hari, memicu kekhawatiran publik.
Trump Tanggapi Isu Kesehatan dan “Kematian” dengan Santai
Pada konferensi pers pertamanya setelah seminggu absen, Trump menjawab pertanyaan seorang wartawan Fox News dengan tenang:
Peter Doocy (Fox News): “Bagaimana Anda tahu diri Anda ‘meninggal’ di akhir pekan?”
Donald Trump: “Tidak.”
Ia kemudian menegaskan bahwa spekulasi itu hanyalah “berita palsu” dan bahwa ia sangat aktif sepanjang akhir pekan AP NewsPeople.com.
Trump mengakui mendengar rumor-rumor itu, meski ia mengaku tidak tahu seberapa luas isu itu tersebar. Ia juga menyindir media, menyatakan bahwa hilangnya dirinya selama dua hari dinilai sebagai masalah kesehatan besar, padahal menurutnya hal serupa tidak pernah ditanyakan jika yang bersangkutan adalah Joe Biden The Times of IndiaABC.
Penyebab Spekulasi Pecah: Foto dan Tagar Viral
Spekulasi ini dipicu oleh beberapa faktor, di antaranya:
- Absen publik selama long weekend Labor Day.
- Postingan di media sosial: Trump beberapa kali menyatakan bahwa ia “tidak pernah merasa lebih baik dalam hidupnya” Al JazeeraPeople.com.
- Foto-foto yang menampilkan memar di tangan dan pembengkakan pergelangan kaki, kondisi yang kemudian dijelaskan Gedung Putih sebagai akibat dari infeksi vena kronis (normal pada usia lanjut) dan penggunaan aspirin untuk pencegahan jantung AP NewsynetglobalNew York Magazine.
Media dan Publik: Cerminan Tantangan Peliputan Kesehatan Pemimpin
Kasus ini kembali menegaskan betapa sensitifnya peliputan mengenai kesehatan pemimpin dunia, terutama saat media sering disalahkan karena terlalu responsif terhadap rumor atau sebaliknya terlalu mengabaikannya. Para komentator menyoroti pentingnya penyampaian informasi berbasis fakta, bukan sekedar memicu kepanikan AP News.