Patrazone.com – Industri tekstil nasional terus menghadapi tekanan berat yang berdampak langsung pada kelangsungan usaha sejumlah pabrik. Sepanjang tahun 2025, sederet perusahaan tekstil di Indonesia resmi menyatakan bangkrut, menambah panjang daftar pelaku industri yang tumbang akibat krisis berkepanjangan.
Kondisi ini dipicu oleh menurunnya permintaan global dan domestik, kenaikan biaya bahan baku, hingga ketidakpastian regulasi impor. Bahkan perusahaan besar seperti Sritex hingga PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) pun tak luput dari gelombang pailit.
1. PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex)
Sritex resmi menutup operasionalnya per 1 Maret 2025. Raksasa tekstil yang sempat berjaya di Asia Tenggara ini menyisakan kisah pilu setelah gagal membayar utang dan dinyatakan pailit.
Selama Januari–Februari 2025, tim kurator melakukan PHK terhadap 10.969 pekerja dari beberapa entitas grup Sritex, termasuk:
- PT Sritex Sukoharjo
- PT Primayuda Boyolali
- PT Sinar Panja Jaya Semarang
- PT Bitratex Semarang
Sritex memulai kiprahnya di industri tekstil sejak 1966. Kini, kejayaannya tinggal sejarah.
2. PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY)
PT Asia Pacific Fibers menutup permanen pabriknya di Karawang pada Juli 2025. Pabrik tersebut sebelumnya memproduksi serat tekstil seperti polyester staple fiber, polyester chips, dan performance fabrics.
Penutupan ini dilakukan setelah pabrik tidak beroperasi selama lebih dari enam bulan sejak November 2024.
Faktor utama penutupan:
- Overkapasitas industri global
- Kenaikan tarif ekspor ke AS
- Harga bahan baku melonjak
- Ketidakpastian bea antidumping dan regulasi impor
Imbas dari keputusan ini, penjualan produk POLY diperkirakan turun hingga 76% pada 2025. Produksi kini dialihkan ke pabrik di Kendal dan sumber bahan baku diimpor atau dibeli dari pihak ketiga lokal.
3. PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT)
SBAT resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat melalui putusan No. 3/Pdt.SusPKPU/2025/PN Jkt. Pst.
Perusahaan ini merupakan produsen benang daur ulang (recycled yarn) dengan pemegang saham mayoritas:
- Tan Heng Lok – 34,48%
- Publik – 51,52%
- PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) – 13,99%
- Direksi (Martha Intan Yaputra) – 0,001%
Menurut keterangan pengendali saham, operasional SBAT telah berhenti sejak Juli 2024. Seluruh aset perusahaan kini berada di bawah penguasaan kurator, dan tidak akan ada upaya hukum lanjutan atas putusan pailit tersebut.
Daftar Lengkap Pabrik Tekstil Pailit/Tutup 2025
Berikut tiga perusahaan besar yang resmi pailit atau menutup operasionalnya:
No | Perusahaan Tekstil | Status | Tanggal Tutup/Pailit |
---|---|---|---|
1 | PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) | Pailit & Tutup | 1 Maret 2025 |
2 | PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) | Tutup Permanen | Juli 2025 |
3 | PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT) | Pailit | 29 Agu |