Patrazone.com – Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) berharap Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melibatkan seluruh penyedia layanan internet lokal dalam Program Kampung Internet 2025 yang bertujuan memperluas akses digital hingga pelosok desa.
Ketua Umum APJII, Muhammad Arif, mengatakan saat ini ada lebih dari 1.370 ISP anggota APJII yang tersebar di 18 wilayah di seluruh Indonesia. Menurutnya, kolaborasi antara pemerintah dan penyedia layanan lokal sangat penting agar program pemerataan internet berjalan maksimal.
“Tentunya ini juga harus didukung oleh para ISP di wilayah. Karena saat ini anggota APJII sudah lebih dari 1.370 perusahaan,” ujar Arif kepada Bisnis.com, Selasa (30/9/2025).
APJII Dukung Penuh Pemerataan Akses Internet
Arif menegaskan, APJII mendukung penuh semua inisiatif pemerintah untuk menghadirkan konektivitas merata, termasuk melalui program Kampung Internet. Peran ISP lokal dianggap krusial dalam menghadirkan infrastruktur dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan daerah.
Program Kampung Internet 2025 Dimulai di Sumatera Utara
Komdigi resmi meluncurkan Program Kampung Internet 2025 pada 29 September 2025 di Desa Kramat Gajah, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Program ini menargetkan 1.194 titik penerima manfaat di lima provinsi, yakni:
- Sumatera Utara
- Nusa Tenggara Barat (NTB)
- Lampung
- Jawa Barat
- Banten
Pada tahap awal, sebanyak 307 titik akan dibangun di Sumut, lengkap dengan jaringan kabel fiber optik sepanjang 196 kilometer.
Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengatakan internet telah menjadi motor penggerak pembangunan desa di era digital.
“Dengan Kampung Internet, anak-anak sekolah bisa belajar lebih mudah, UMKM bisa memperluas pasar, dan layanan publik desa makin cepat,” ujar Meutya dalam siaran resmi Komdigi.
Selaras dengan Target RPJMN 2025–2029
Program Kampung Internet merupakan bagian dari target besar dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029, yang mencakup:
- Penetrasi broadband rumah tangga 50%
- Pembangunan jaringan fiber optik di 90% kecamatan
- Kecepatan internet 100 Mbps pada 2029
Meutya menyebut, saat ini baru 21% rumah tangga memiliki akses broadband tetap. Artinya, masih banyak pekerjaan rumah untuk menjangkau seluruh pelosok negeri.
“Kampung Internet adalah salah satu cara untuk mengejar target itu,” tambahnya.
Pelatihan Tenaga Ahli Lokal Juga Dilakukan
Dalam acara peresmian, Komdigi juga menyerahkan bantuan laboratorium fiber optik kepada SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, yang akan dimanfaatkan untuk melatih guru dan siswa menjadi tenaga jaringan terampil.
Program ini juga menggandeng sejumlah pemangku kepentingan seperti:
- APJATEL (Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi)
- Pemerintah daerah
- Penyedia layanan internet lokal
- Masyarakat
“Untuk membangun konektivitas, kita tidak bisa jalan sendiri. Pemerintah pusat, daerah, industri, dan masyarakat harus saling bergandengan,” tegas Meutya.