Komdigi Perkuat Tiga Strategi Utama untuk Berantas Scam dan Judi Online
Patrazone.com — Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan komitmen penuh untuk memberantas kejahatan siber, mulai dari penipuan daring (scam) hingga judi online, yang terus mengancam keamanan ruang digital Indonesia.
Sekretaris Jenderal Komdigi, Ismail, menyebut ada tiga instrumen utama yang saat ini diperkuat pemerintah, yakni regulasi hukum, tindakan pemblokiran, serta literasi digital.
Regulasi Lebih Tegas, Dampak Lebih Luas
Ismail menegaskan, perangkat hukum yang mengatur perilaku dan dampak negatif dunia digital sudah tersedia lengkap, mulai dari undang-undang hingga peraturan menteri. Bahkan, hukuman untuk kejahatan digital cenderung lebih berat dibanding tindak pidana di dunia nyata.
“Tindak pidana di internet itu ancaman hukumannya banyak yang lebih berat. Kenapa? Karena dampaknya jauh lebih luas,” ujar Ismail dalam acara Generasi Anti Scam dan Judi Online di Aula Nuku Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara, Jumat (14/11/2025).
Ia mencontohkan, kasus pencemaran nama baik di ruang digital dapat menyebar cepat dan bertahan tanpa batas waktu, sehingga merugikan korban lebih lama.
Pemblokiran Jutaan Konten Ilegal
Strategi kedua adalah tindakan teknis berupa pemblokiran terhadap situs atau akun yang terindikasi melakukan aktivitas ilegal seperti scam dan judi online.
“Sudah jutaan situs yang kita blokir. Upaya ini tidak akan berhenti, karena tujuan utamanya meminimalkan risiko,” kata Ismail.
Komdigi mencatat 3.053.984 konten negatif berhasil ditangani sepanjang 20 Oktober 2024—20 Oktober 2025. Sebagian besar merupakan konten judi online, disusul pornografi, termasuk konten pornografi anak.
Literasi Digital Jadi Kunci Utama
Instrumen ketiga yang dinilai paling krusial adalah peningkatan literasi digital, terutama di kalangan anak muda dan perempuan yang dinilai paling rentan terhadap manipulasi, pemalsuan identitas, hingga eksploitasi berbasis teknologi dan kecerdasan buatan (AI).
“Sangat mudah orang memalsukan identitas di media sosial. Dengan bantuan AI, semakin banyak risiko yang harus diwaspadai,” ucapnya.
Ia mengimbau generasi muda agar lebih berhati-hati saat berinteraksi dan membagikan informasi pribadi di dunia maya.



