GSMA Peringatkan Regulasi Siber Tumpang Tindih, Biaya Keamanan Operator Bisa Melejit 2 Kali Lipat

Patrazone.com – Asosiasi operator seluler global, GSMA, mengingatkan biaya keamanan siber operator diprediksi melonjak lebih dari dua kali lipat pada 2030. Lonjakan ini dipicu oleh meningkatnya ancaman digital sekaligus regulasi yang tumpang tindih di berbagai negara.

Dalam laporan terbaru bertajuk “The Impact of Cybersecurity Regulation on Mobile Operators”, GSMA menilai banyak aturan justru saling bertabrakan dan menambah beban operator tanpa memberi jaminan peningkatan keamanan yang signifikan.


Regulasi Tak Selaras, Beban Operator Meningkat

GSMA mencatat operator kini harus menghadapi kebijakan lintas sektor, kewajiban pelaporan berlapis, hingga aturan teknis yang berbeda dari satu lembaga ke lembaga lain. Kondisi ini membuat waktu dan biaya kepatuhan membengkak, sementara tim keamanan siber kehilangan fokus untuk menangani risiko utama.

Michaela Angonius, Head of Policy and Regulation GSMA, menegaskan kerangka regulasi yang harmonis adalah kunci.

“Kerja sama erat antara regulator dan operator dengan prinsip yang sama akan menciptakan ekosistem digital yang lebih aman,” ujarnya, dikutip dari The Register, Kamis (27/11/2025).


Ancaman Meningkat 75%, Belanja Siber Tembus Ratusan Triliun

Menurut GSMA, jumlah serangan siber global melonjak sekitar 75% dalam lima tahun terakhir. Saat ini operator seluler di seluruh dunia menghabiskan US$15–19 miliar (Rp249,7–316,3 triliun) per tahun untuk keamanan inti.

Angka tersebut diperkirakan melonjak hingga US$40–42 miliar (Rp666–699 triliun) pada 2030 seiring ancaman yang makin kompleks dan regulasi yang kian menumpuk.


Tiga Sumber Biaya Regulasi

Laporan GSMA mengelompokkan beban biaya regulasi keamanan siber menjadi tiga jenis:

  1. Aturan yang selaras dengan praktik operator
    Tidak menambah beban berarti dan dapat langsung diadopsi.
  2. Aturan yang mewajibkan proses atau teknologi baru
    Tak jarang tidak menghasilkan peningkatan keamanan yang sebanding.
  3. Kewajiban administratif
    Sejumlah operator mengaku setengah waktu tim keamanan tersita hanya untuk membuktikan kepatuhan.

Seruan GSMA: Harmonis, Kolaboratif, Berbasis Risiko

Untuk menekan beban, GSMA mendorong regulator menyelaraskan kebijakan dengan standar internasional seperti ISO 27001 dan NIST Cybersecurity Framework. Konsistensi antar regulasi baru juga dianggap penting.

Pendekatan penegakan pun sebaiknya kolaboratif, bukan sekadar memberikan sanksi setelah insiden terjadi. Insentif jangka panjang untuk investasi pencegahan diyakini lebih efektif memperkuat perlindungan jaringan.

GSMA menegaskan rekomendasi ini tidak memerlukan investasi besar, melainkan perubahan filosofi menuju tanggung jawab bersama.

Patrazone
Exit mobile version