UMKM Hadapi Tantangan dan Peluang Baru di Era Kecerdasan Buatan

Patrazone.com – Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kini menghadapi ujian besar di tengah percepatan transformasi digital dan disrupsi teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). Meski menjadi tulang punggung ekonomi nasional, sebagian besar pelaku UMKM di Indonesia dinilai belum sepenuhnya siap memanfaatkan teknologi digital untuk menjaga daya saing.
Data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat, Indonesia memiliki lebih dari 64 juta pelaku UMKM yang berkontribusi sekitar 61 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menyerap hingga 97 persen tenaga kerja nasional. Namun, hanya sekitar sepertiga di antaranya yang telah aktif menggunakan platform digital dalam kegiatan bisnis.
Kondisi ini menunjukkan masih adanya kesenjangan digital yang besar, baik dari sisi literasi, akses infrastruktur, maupun pemanfaatan teknologi lanjutan seperti AI dan analitik data. Padahal, transformasi digital kini menjadi kunci keberlanjutan usaha di tengah perubahan perilaku konsumen dan ketatnya kompetisi pasar.
“Penting membantu UMKM naik kelas dan memastikan toko Anda bukan hanya dilihat, tapi juga jadi tempat transaksi nyata di dunia digital,” ujar Indra Hartawan, VP & Country Manager Exabytes Indonesia, dalam ajang SME DigitalFest 2025, Kamis (23/10/2025).
Menurut Indra, pemanfaatan teknologi sudah bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan strategis agar pelaku usaha tetap relevan. Melalui adopsi AI dan data analytics, UMKM dapat meningkatkan efisiensi operasional, memahami konsumen secara lebih akurat, dan memperluas jangkauan pasar.
“AI bukan untuk menggantikan manusia, tapi membantu pengusaha mengambil keputusan lebih cepat dan cerdas,” tambahnya.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan tengah menyiapkan arah kebijakan baru guna memperkuat ekosistem perdagangan digital nasional. Salah satu langkahnya adalah memperluas partisipasi UMKM dalam rantai pasok global serta mengintegrasikan sistem perdagangan elektronik dengan program digitalisasi di daerah.
Plt. Direktur Perdagangan Melalui Sistem Elektronik dan Perdagangan Jasa Bambang Wisnubroto mengatakan, sinergi antara pelaku usaha dan penyedia teknologi perlu diperkuat agar transformasi digital tak hanya dinikmati pelaku besar.
Tantangan lain yang dihadapi UMKM meliputi keterbatasan akses pembiayaan, rendahnya literasi digital, serta minimnya pelatihan praktis dalam penggunaan teknologi. Padahal, inovasi seperti AI-hosting, chatbot, dan sistem analitik otomatis kini semakin terjangkau dan bisa membantu meningkatkan produktivitas tanpa biaya besar.
Ke depan, percepatan digitalisasi UMKM menjadi langkah penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Kolaborasi pemerintah, penyedia layanan digital, dan pelaku usaha diharapkan dapat memperkecil kesenjangan digital sekaligus membuka peluang baru di era ekonomi berbasis inovasi dan kecerdasan buatan.



