Internet

Meta Gandeng Clinton Clean Energy, Amankan Listrik Nuklir untuk Pusat Data AI Hingga 2047

Patrazone.com – Raksasa teknologi Meta resmi meneken perjanjian kerja sama jangka panjang dengan Constellation Energy untuk mengamankan pasokan listrik tenaga nuklir dari Clinton Clean Energy Center di Illinois Selatan, Amerika Serikat. Langkah ini dilakukan guna menopang operasional pusat data kecerdasan buatan (AI) milik Meta yang kian meluas.

Dikutip dari Engadget, Selasa (3/6/2025), kontrak berdurasi 20 tahun ini akan mulai berjalan pada 2027 dan memungkinkan Meta menyerap hingga 1,1 gigawatt (GW) listrik dari fasilitas energi nuklir tersebut.

Komitmen Energi Bersih untuk Masa Depan Digital

Dalam pernyataannya, Meta menegaskan bahwa kesepakatan ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk mengoperasikan pusat data menggunakan 100 persen energi bersih dan terbarukan.

“Kami menyadari pentingnya tenaga nuklir sebagai sumber listrik yang bersih, stabil, dan andal, terutama untuk mendukung infrastruktur digital berskala besar seperti pusat data AI,” tulis Meta.

Alih-alih membangun pembangkit baru, Meta memilih mendukung keberlanjutan pembangkit yang sudah ada. Dengan mengandalkan Clinton Clean Energy Center, Meta memastikan fasilitas tersebut tetap aktif dalam jangka panjang sambil meminimalisasi jejak karbon dari operasi digital mereka.

Tambah Daya, Perluas Jaringan

Tak hanya menyerap energi, Meta juga berencana memperluas kapasitas jaringan listrik dengan tambahan 30 megawatt. Ekspansi ini mendukung kebutuhan operasional pusat data yang semakin besar di era kecerdasan buatan.

Langkah ini juga memperkuat posisi Meta dalam persaingan antar perusahaan teknologi global dalam hal penggunaan energi bersih. Google dan Microsoft diketahui telah lebih dulu menjalin kerja sama dengan pemasok listrik tenaga nuklir untuk mendukung pusat data mereka.

Target 4 Gigawatt Energi Nuklir untuk AI

Pada akhir 2024 lalu, Meta mengungkap ambisinya untuk menambah kapasitas energi nuklir sebesar 1 hingga 4 gigawatt hingga awal 2030-an demi mendukung pertumbuhan pusat data AI di Amerika Serikat.

Langkah strategis ini sejalan dengan lonjakan penggunaan AI di berbagai platform Meta, termasuk Facebook, Instagram, dan WhatsApp. Apalagi, Meta AI kini tercatat memiliki lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan di seluruh dunia.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button