Relationship

Suami Pelit dan Perhitungan? Ini Cara Cerdas Menghadapinya Menurut Islam dan Psikologi

Patrazone.com – Menikah dengan pria pelit bukan hanya perkara finansial, tetapi juga berdampak besar pada ketenangan batin istri dan keharmonisan rumah tangga. Apalagi jika sang suami pelit kepada istri dan anak-anak, namun justru royal kepada orang lain. Tidak sedikit perempuan yang akhirnya merasa tertekan, bahkan harus berbohong demi mendapatkan uang untuk kebutuhan rumah tangga.

Apakah Bunda sedang menghadapi situasi ini? Jangan khawatir, ada beberapa cara bijak yang bisa dilakukan untuk menghadapinya, baik dari sisi komunikasi maupun pandangan Islam.


Ciri-Ciri Suami Pelit dan Perhitungan

Melansir Times of India, berikut beberapa ciri umum suami yang pelit dan perhitungan terhadap istri dan keluarganya:

1. Hampir Tidak Ada Kejutan di Momen Spesial

Suami pelit cenderung enggan mengeluarkan uang untuk memberikan hadiah atau kejutan di hari ulang tahun, peringatan pernikahan, atau momen penting lainnya.

2. Hidup Serba Dibatasi

Segala kebutuhan rumah tangga, mulai dari makanan hingga pakaian, harus menyesuaikan anggaran ketat yang dibuat suami. Akibatnya, istri merasa tidak bebas memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Melarang Istri Memanjakan Diri

Jika istri sedikit memanjakan diri, misalnya membeli skincare atau pakaian di luar anggaran, suami pelit akan langsung mengkritik dan menganggapnya boros.

4. Belanja Hanya Saat Diskon

Istri hanya diizinkan berbelanja saat musim diskon tiba. Bahkan jika barang yang dibutuhkan tidak sesuai ukuran atau kualitas, tetap harus dibeli karena harganya lebih murah.

5. Menimbulkan Rasa Cemburu Sosial

Istri menjadi iri saat melihat teman-temannya menikmati gaya hidup yang lebih seimbang—liburan, kulineran, hingga belanja. Semua hal menyenangkan terasa mustahil bersama suami yang perhitungan.


Cara Bijak Menghadapi Suami Pelit dan Perhitungan

Melansir Punch.ng, menghadapi pasangan yang pelit memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak bisa disiasati. Berikut beberapa langkah cerdas yang bisa Bunda lakukan:

1. Pahami Akar Masalahnya

Coba cari tahu apa yang membuat suami menjadi sangat hemat. Apakah karena trauma finansial masa lalu? Apakah dia sedang dalam tekanan ekonomi? Bicara dari hati ke hati bisa membuka pintu pengertian.

2. Kompromi dalam Pengeluaran

Ajukan pembicaraan soal anggaran keluarga. Tetapkan pos pengeluaran yang adil dan realistis, termasuk untuk kebutuhan pribadi istri dan anak-anak.

3. Berikan Contoh Lewat Gaya Hidup Seimbang

Terapkan gaya hidup yang seimbang—menabung, tapi juga sesekali menikmati hasil kerja keras. Tunjukkan bahwa hidup bukan hanya tentang menahan diri, tapi juga menghargai diri sendiri.

4. Hindari Ancaman, Gunakan Dialog

Daripada mengancam atau memojokkan suami, lebih baik ajak berdiskusi secara dewasa. Katakan dengan jujur bagaimana Bunda merasa, tanpa menyalahkan.

5. Berikan Waktu untuk Berubah

Perubahan karakter tidak bisa instan. Jika suami mulai menunjukkan kemajuan, sekecil apa pun, hargai usahanya.


Apa Kata Islam Tentang Suami Pelit terhadap Istri dan Anak?

Dalam Islam, suami memiliki kewajiban untuk memberi nafkah kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya. Allah SWT berfirman:

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari apa yang diberikan Allah kepadanya…”
(QS At-Thalaq: 7)

Begitu pula dalam surat Al-Baqarah ayat 286, ditegaskan bahwa Allah tidak membebani seseorang melampaui kemampuannya. Maka, memberi nafkah bukan harus berlebihan, tetapi sesuai kapasitas dan tanggung jawab.


Nabi Muhammad Pernah Memberi Solusi untuk Kasus Suami Pelit

Kasus istri yang harus mengambil uang tanpa sepengetahuan suami karena kekurangan nafkah pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Ibnu Majah, diceritakan:

Hindun binti Utbah berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, Abu Sufyan suamiku adalah orang yang sangat pelit. Ia tidak memberikan nafkah yang cukup untuk saya dan anak-anak kami, sehingga saya mengambil uangnya tanpa sepengetahuannya.”
Rasulullah pun menjawab, “Ambillah secukupnya untuk kebutuhanmu dan anak-anakmu secara ma’ruf (layak).”

Hadis ini menjadi dasar bahwa istri boleh mengambil haknya jika suami tidak menunaikan kewajiban secara layak, namun tetap dengan batas yang wajar dan tidak berlebihan.


Suami Pelit Bukan Akhir Segalanya

Pernikahan adalah tentang kerja sama, bukan soal siapa yang paling hemat atau paling boros. Suami yang pelit memang menjadi tantangan, tetapi dengan komunikasi yang tepat dan pendekatan yang bijak, semua bisa diperbaiki.

Jika Bunda merasa tidak dihargai secara emosional dan finansial, jangan ragu untuk mencari bantuan—baik melalui konseling pernikahan maupun diskusi dengan tokoh agama yang dipercaya.

“Kebahagiaan rumah tangga tidak diukur dari seberapa banyak uang yang ditahan, tapi seberapa besar cinta dan tanggung jawab yang dibagi.”

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button