Bupati Batang Copot Direktur dan Dewas RSUD, Terungkap Utang Rp 15 Miliar dan Masalah Manajemen

Patrazone.com – Bupati Batang M. Faiz Kurniawan mengambil langkah tegas dengan mencopot Direktur dan Dewan Pengawas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batang. Kebijakan ini diambil setelah adanya hasil audit investigatif dari Inspektorat yang mengungkap berbagai permasalahan serius di tubuh RSUD.
Langkah ini diumumkan langsung oleh Bupati Faiz usai menggelar rapat tertutup di RSUD Batang, Rabu (11/6/2025). Dalam kesempatan itu, ia juga mengumumkan penunjukan dr. Ida Susilaksmi—yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Batang—sebagai Direktur RSUD yang baru.
“Hari ini kita telah mencopot Direktur RSUD Batang dan juga Dewan Pengawas. Penggantinya sudah ditetapkan, untuk Direktur diisi oleh dr. Ida Susilaksmi,” ujar Faiz kepada radarpekalongan.
Audit Ungkap Permasalahan Manajemen dan Keuangan
Menurut Faiz, audit yang dilakukan Inspektorat menemukan sejumlah temuan serius yang berkaitan dengan manajemen dan tata kelola keuangan rumah sakit selama beberapa tahun terakhir.
“Salah satu masalahnya karena Dewan Pengawas tidak sesuai bidang keahlian, sehingga pengawasan tidak optimal,” tegas Faiz.
Sebagai langkah pembenahan, Faiz memastikan ke depan pihaknya akan menempatkan Dewan Pengawas dari kalangan profesional yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan rumah sakit.
RSUD Batang Terlilit Utang hingga Rp 15 Miliar
Salah satu temuan paling mencolok dari audit adalah utang RSUD Batang kepada penyedia obat-obatan yang mencapai Rp 15 miliar. Dari jumlah tersebut, baru sekitar Rp 8 miliar yang berhasil dicicil pada kuartal pertama tahun 2025. Sisanya masih dalam proses proyeksi pembayaran atau forecasting.
“Utang itu sudah terjadi sejak tahun 2021 karena skema pembayaran rumah sakit tidak berjalan semestinya,” jelas Faiz.
Ia menjelaskan, pengeluaran rumah sakit kerap kali membengkak secara mendadak saat menangani pasien dengan penyakit berat, tanpa perencanaan stok obat yang memadai.
Buruknya Layanan IGD dan Efisiensi Anggaran Jadi Sorotan
Selain utang, Bupati Faiz juga menyoroti buruknya layanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) yang disebabkan oleh keterbatasan ruang rawat inap. Akibatnya, penanganan terhadap pasien menjadi lambat.
Namun menurutnya, yang paling mendesak untuk diperbaiki adalah pengelolaan keuangan rumah sakit, terutama menyangkut efisiensi anggaran.
“Ketidakefisienan manajemen anggaran menjadi faktor utama menumpuknya utang rumah sakit,” tandasnya.
Buka Peluang Penindakan Hukum
Ketika ditanya apakah ada indikasi kerugian negara, Faiz mengungkapkan bahwa pihaknya telah memerintahkan Inspektorat untuk melakukan kajian lanjutan secara mendalam.
“Jika ditemukan adanya unsur kerugian negara, kita akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum,” tegasnya.
Komitmen Perbaikan Layanan Kesehatan Daerah
Lebih jauh, Bupati Faiz menyampaikan komitmennya untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap manajemen dan pelayanan RSUD Batang. Ia menegaskan, perombakan ini adalah bagian dari upaya jangka panjang dalam memperbaiki layanan kesehatan publik di Kabupaten Batang.