Kasuari: Burung Raksasa dari Papua dengan Cakar Mematikan, Dijuluki “Dinosaurus Hidup”

Patrazone.com – Di balik lebatnya hutan hujan tropis Papua, Papua Nugini, dan Australia timur laut, hidup salah satu makhluk paling menakjubkan sekaligus paling berbahaya di dunia burung: kasuari (Casuarius casuarius). Dengan tubuh besar, kaki kekar, dan penampilan yang menyerupai makhluk prasejarah, tak heran jika burung ini dijuluki sebagai “burung paling berbahaya di dunia.”
Walau tidak bisa terbang, kasuari tetap menjadi predator tangguh yang disegani — tak hanya oleh hewan lain, tetapi juga manusia.
Penampilan Gagah bak Dinosaurus
Kasuari dewasa bisa tumbuh hingga setinggi 1,7 meter dan berat hingga 70 kilogram, menjadikannya burung terbesar kedua di dunia setelah burung unta. Keunikan utamanya ada pada kaki berotot dengan tiga jari tajam, salah satunya memiliki cakar melengkung sepanjang 12 cm — menyerupai belati yang bisa melukai bahkan membunuh predator, termasuk manusia.
“Dengan satu tendangan, kasuari mampu menjatuhkan buaya kecil atau melumpuhkan seekor ular piton,” tulis laporan konservasi lokal Papua.
Cakar Tajam dan Tendangan Mematikan
Tidak seperti kebanyakan burung yang menggunakan paruh untuk bertahan, kasuari mengandalkan tendangan kaki belakangnya yang kuat. Ketika merasa terpojok, burung ini akan melompat dan menendang ke arah depan dengan kecepatan tinggi — membuatnya sangat berbahaya saat merasa terancam.
Cakar tajam inilah yang membuat kasuari masuk dalam daftar “burung paling berbahaya di dunia” menurut berbagai lembaga konservasi internasional.
Bulu Hitam, Kepala Biru, dan Casque Misterius
Tubuh kasuari ditutupi oleh bulu hitam tebal mirip rambut, yang melindungi mereka saat menerobos semak dan duri di hutan hujan. Kepala dan lehernya tanpa bulu dan berwarna cerah: biru, merah, dan ungu yang kontras.
Lehernya dihiasi oleh wattle — lipatan kulit berwarna merah yang bergoyang saat berjalan atau saat kasuari berkomunikasi.
Yang paling mencolok adalah struktur keras di atas kepala yang disebut casque (mirip helm). Fungsinya masih jadi misteri, namun sejumlah ilmuwan meyakini casque ini berfungsi sebagai:
- Pengatur suhu tubuh (thermal regulation),
- Pengeras suara alami saat berkomunikasi dalam frekuensi rendah,
- Atau sebagai alat navigasi saat menyusuri hutan lebat.
Pola Asuh Langka: Ayah yang Mengasuh Sepenuhnya
Dalam dunia burung, peran jantan kasuari sangat luar biasa. Setelah betina bertelur, dialah yang mengerami telur selama ±50 hari. Bahkan setelah menetas, anak-anak kasuari akan diasuh sang ayah hingga 9 bulan lamanya — dari melindungi, mengarahkan, hingga mengajarkan mencari makan.
Pola asuh unik ini menjadikan kasuari sebagai contoh langka di dunia hewan, di mana jantan mengambil seluruh peran pengasuhan.
Peran Ekologis: Petani Hutan Hujan Tropis
Kasuari merupakan hewan omnivora, yang memakan:
- Buah-buahan hutan,
- Biji-bijian,
- Jamur,
- Serangga,
- Siput,
- Ikan kecil,
- Katak,
- Hingga bangkai hewan.
Kemampuannya menyebarkan biji dalam jarak jauh melalui kotoran menjadikan kasuari sebagai “petani hutan alami” yang membantu menjaga keanekaragaman tumbuhan hutan hujan tropis.
Jarang Menyerang, Tapi Bisa Mematikan
Secara umum, kasuari adalah burung pemalu yang akan menghindari manusia jika tidak diganggu. Namun, serangan bisa terjadi saat mereka merasa terpojok, terganggu, atau sedang melindungi anaknya.
Tragedi langka pernah terjadi di Florida pada 2019, ketika seorang pria tewas akibat serangan kasuari peliharaannya — insiden fatal pertama yang tercatat sejak hampir satu abad terakhir.
Dinosaurus Hidup yang Wajib Dilindungi
Kasuari bukan hanya burung eksotis, tetapi juga warisan evolusi yang hidup — makhluk yang menghubungkan masa lalu purba dengan alam liar masa kini. Dengan kekuatan yang mematikan dan keindahan warna-warni yang eksotis, kasuari adalah simbol kekuatan dan kerentanan hutan hujan tropis.
Melindungi kasuari berarti menjaga ekosistem hutan tempat mereka tinggal — rumah bagi ribuan spesies flora dan fauna lainnya.