Indonesia

PBSI Ultimatum Pelatih dan Atlet: Prestasi Jeblok, Kontrak Bisa Diputus

Patrazone.com – Penurunan prestasi tim bulu tangkis Indonesia dalam enam bulan terakhir memicu perhatian serius dari jajaran pengurus pusat PBSI. Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Kabid Binpres) PBSI, Eng Hian, menegaskan bahwa bukan hanya atlet, para pelatih pun kini berada dalam sorotan evaluasi kinerja.

Menurut Eng Hian, evaluasi ini akan menjadi bagian penting dari penentuan masa depan para pelatih yang berada di bawah naungan pelatnas. Jika tak menunjukkan kemajuan hingga akhir tahun, besar kemungkinan akan terjadi perombakan pelatih nasional.


Kontrak Tak Sekadar Formalitas, Tapi Berdasarkan Prestasi

“Kontrak bisa saja dibuat satu tahun, dua tahun, itu hanya regulasi. Tapi kalau pencapaian jauh dari target yang sudah ditetapkan PBSI, apalagi tidak sesuai dengan KPI (Key Performance Indicator), tentu akan menjadi evaluasi,” ujar Eng Hian saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Sabtu (21/6/2025).

Ia menegaskan bahwa evaluasi bukan hanya soal durasi kontrak, tetapi juga menyangkut kelanjutan atau penggantian posisi pelatih.


Pelatih dan Atlet Harus Sinkron

Salah satu sorotan Eng Hian adalah belum selarasnya komunikasi dan keputusan antara pelatih dan atlet, terutama dalam hal keikutsertaan di turnamen.

“Pelatih sering kali mengikuti kemauan atlet dalam hal pengiriman ke turnamen, padahal dari segi kesiapan belum tentu layak,” jelasnya.

Menurutnya, pelatih seharusnya tidak hanya bertugas sebagai pengatur jadwal, tapi juga mampu membentuk sistem pelatnas yang kuat dan berorientasi pada hasil, bukan sekadar rutinitas pertandingan.

“Pelatih menginginkan atlet dikirimkan (bertanding) untuk gelar juara. Atlet juga harus paham, berangkat bukan hanya untuk mempertahankan ranking, tapi untuk juara,” tegas Eng Hian.


Kritik Keras: “Jangan Kejar Sejahtera, Tapi Kejar Gelar Dulu”

Dalam pernyataannya yang cukup tajam, Eng Hian juga menyoroti mentalitas beberapa atlet yang lebih fokus pada stabilitas finansial dan ranking tanpa orientasi hasil.

“Jangan hanya mencari sejahtera tanpa mengejar juara. Harus dibalik. Atlet harus jadi juara untuk bisa sejahtera,” ujar pelatih yang membawa pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu meraih emas Olimpiade Tokyo 2020 itu.


Target Prestasi di Turnamen Besar

PBSI menuntut adanya perbaikan performa signifikan dalam enam bulan ke depan. Terlebih, tim Indonesia akan menghadapi empat turnamen besar secara beruntun:

  • Japan Open (15–20 Juli)
  • China Open (22–27 Juli)
  • Macau Open (29 Juli–3 Agustus)
  • Kejuaraan Dunia (25–31 Agustus)

“Yang saya tekankan adalah bagaimana komando ini bisa membentuk sistem dan perubahan agar pasukannya bisa memberikan hasil lebih baik,” ucap Eng Hian.


Evaluasi Menyeluruh Akhir Tahun

Evaluasi besar akan dilakukan di akhir tahun, dan bukan hanya menyasar pemain. PBSI secara terbuka menyatakan bahwa rotasi atau pergantian pelatih juga sangat mungkin terjadi jika hasil tak kunjung membaik.

“Artinya degradasi bukan hanya untuk pemain, tapi juga untuk pelatih? Betul,” pungkasnya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button