Internet

Indonesia dan Rusia Teken MoU Digital: Kerja Sama 5G, IoT, dan Siber, Jadi Alternatif Teknologi di Luar China-AS

Patrazone.com – Indonesia dan Rusia resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) strategis di bidang digital, membuka peluang kolaborasi lebih luas di sektor jaringan 5G, Internet of Things (IoT), dan keamanan siber. Kerja sama ini diyakini akan menghadirkan alternatif teknologi baru bagi Indonesia di luar dominasi China dan Amerika Serikat.

Penandatanganan MoU dilakukan secara bilateral dan disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pertemuan di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, Rusia, Jumat (20/6/2025).

Kerja Sama Digital yang Tidak Sekadar Seremonial

Direktur Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Wayan Toni Supriyanto, menuturkan bahwa saat ini MoU masih bersifat administratif. Namun, ke depannya Indonesia dan Rusia akan menyusun langkah konkret dalam bentuk business to business (B2B) melalui perusahaan-perusahaan digital di kedua negara.

“Bentuknya cenderung B2B. Semua masih dalam penjajakan namun diikat dengan MoU,” ujar Wayan.

Adapun sektor-sektor yang akan menjadi fokus implementasi mencakup:

  • Jaringan 5G
  • Internet of Things (IoT)
  • Keamanan Siber
  • Tata Kelola Spektrum Frekuensi
  • Kebijakan Internet yang Inklusif

Kerja sama ini berlaku selama lima tahun dan bisa diperpanjang otomatis. Pemerintah juga akan membentuk Sub-Komite Khusus untuk mengawal program bersama, termasuk pelatihan SDM, pertukaran teknologi, dan pengembangan konten digital kolaboratif.

Indonesia Dapat Teknologi Alternatif dan Mandiri

Ketua Program Studi Magister Teknik Elektro ITB, Ian Yosef M. Edward, menyambut baik langkah ini. Menurutnya, kerja sama dengan Rusia menawarkan alternatif yang dapat mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap teknologi dari China maupun AS.

“Indonesia tidak kalah untuk produk 5G, keamanan, atau IoT. Kita bisa saling bertukar teknologi yang saling menguntungkan, bahkan berbagi pasar,” ujarnya.

Lebih jauh, Ian menilai kolaborasi ini bisa memperkuat kemandirian teknologi dalam negeri melalui skema produksi bersama atau pengembangan platform bersama.

Peluang dan Tantangan di Tengah Lanskap Global

Kerja sama digital lintas negara bukan tanpa tantangan. Menurut Ian, salah satu hambatan utama adalah memastikan ekosistem perangkat dan vendor teknologi tidak saling berbenturan, mengingat Indonesia menggunakan berbagai macam sistem dan vendor asing.

Meski demikian, Indonesia memiliki posisi strategis sebagai negara non-blok yang terbuka untuk bekerja sama dengan siapa pun.

“Langkah ini tentu saja baik, sambil membuktikan bahwa sikap Indonesia netral dalam geopolitik teknologi global,” tegas Ian.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button