Freeport Dukung Musisi Papua Tampil di Java Jazz 2025, Gaungkan Budaya ke Panggung Dunia

Patrazone.com – PT Freeport Indonesia (PTFI) kembali menegaskan komitmennya dalam memberdayakan generasi muda Papua, kali ini melalui dukungan di dunia musik. Pada ajang bergengsi BNI Java Jazz Festival 2025, PTFI memboyong dua grup musik asal Papua, M.A.C (Music Anak Coment) dan Papua Original, untuk tampil di panggung musik internasional.
Kedua grup ini sukses menyita perhatian pengunjung di hari kedua festival, Sabtu (31/5/2025), yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta. Penampilan mereka tak hanya memukau, tetapi juga menghadirkan kekayaan musik etnik Papua yang dikemas dalam nuansa jazz, funk, hingga soul.
“Melalui Java Jazz, kami ingin membuka akses yang lebih luas bagi seniman Papua untuk menunjukkan potensi dan memperkenalkan kekayaan budaya mereka ke dunia,” ujar Tony Wenas, Presiden Direktur PTFI, Jumat (20/6/2025).
Dukung Musisi, Perkuat Identitas Budaya Papua
Tony menegaskan bahwa partisipasi ini tidak sekadar soal musik, melainkan bagian dari komitmen Freeport dalam pemberdayaan komunitas dan penguatan identitas budaya Papua. Ia menyebut musik sebagai bahasa universal yang mampu menyatukan keberagaman dan memperkuat jembatan antarbudaya.
Dalam rangkaian acara ini, PTFI juga mengundang mahasiswa Papua dari Jabodetabek serta beberapa komunitas seni Papua untuk turut hadir dan menikmati pengalaman berjejaring dalam festival musik bertaraf internasional.
Papua Original Ajak Penonton Menari Yospan
Grup Papua Original tampil membawakan lagu-lagu khas seperti “Dapapopero”, “Status”, “Apuse”, hingga “No Woman No Cry” yang dibalut dengan nuansa soul dan pop. Sorotan penampilan mereka adalah lagu “Asaibori” dan “Tambatan Cinta” yang sukses membuat penonton menari Yospan (Yosim Pancar), tarian pergaulan populer dari Papua.
“Papua itu indah, Papua itu kaya, Papua itu Indonesia,” ungkap vokalis Papua Original, Vien Reyes, Dommy, dan Acel, usai tampil di panggung Java Jazz.
M.A.C Buktikan Musik Papua Bisa Go Global
Tak kalah meriah, M.A.C (Music Anak Coment) ikut mengguncang sore di Java Jazz dengan deretan lagu hits mereka seperti “Sa Trakan Bosan”, “Sa Coba Mo Lupa”, “Baku Bawa”, hingga “Cuma Saya”. Lagu-lagu tersebut berhasil menarik kerumunan ke depan panggung untuk bernyanyi dan berdansa bersama.
“Ini adalah kesempatan luar biasa. Java Jazz jadi langkah awal kami masuk industri musik nasional dan internasional,” ujar Morde Sawaki, personel M.A.C.
Morde menambahkan, kehadiran Freeport sebagai sponsor menjadi bukti bahwa musisi muda dari Timur Indonesia punya tempat dan potensi untuk berkembang di kancah global.
Kampanyekan Peran Tembaga di Balik Musik Dunia
Selain mengangkat budaya Papua, PTFI juga memanfaatkan ajang ini untuk mengedukasi masyarakat tentang peran penting tembaga dalam dunia musik dan kehidupan modern.
“Tembaga ada di balik alat musik seperti saxophone, trombon, bahkan sound system dan ponsel yang kita gunakan mengabadikan momen konser,” jelas Tony Wenas.
Tembaga merupakan produk utama PTFI, dan menurut Tony, telah digunakan sejak 10.000 tahun lalu sebagai bahan penting dalam inovasi teknologi dan musik hingga kini.
“Dari bangun tidur hingga kembali tidur, kehidupan kita tak lepas dari peranan tembaga. Tembaga adalah jantung dari inovasi,” tambahnya.
Komitmen Berkelanjutan PTFI untuk Papua
Sebagai perusahaan tambang tembaga terintegrasi hulu-hilir terbesar di dunia, PTFI tak hanya fokus pada produksi, tetapi juga menjalankan praktik pertambangan berkelanjutan dan program sosial di Papua.
Partisipasi dalam Java Jazz ini menjadi bagian dari upaya mereka membuka lebih banyak ruang bagi masyarakat Papua untuk berkembang di berbagai bidang, termasuk seni dan budaya.