Women

Hantavirus: Gejala Mirip Flu tapi Bisa Sebabkan Gagal Paru, Ini Cara Pencegahannya

Patrazone.com – Di balik tampilan fisik yang kecil dan kerap dianggap sepele, tikus ternyata menyimpan potensi bahaya serius bagi kesehatan manusia. Salah satunya adalah penyebaran Hantavirus, virus menular yang bisa memicu kerusakan parah pada paru-paru dan ginjal, bahkan menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan cepat.

Dilansir dari Mayo Clinic, Senin (30/6/2025), Hantavirus adalah infeksi virus yang ditularkan dari tikus dan hewan pengerat lainnya, melalui udara yang terkontaminasi kotoran, urine, atau air liur. Gejalanya mirip flu, namun bisa berkembang menjadi sindrom pernapasan akut yang berbahaya.


Apa Itu Hantavirus?

Hantavirus disebabkan oleh keluarga virus Orthohantavirus, dan umumnya menyebar melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan tikus. Di Indonesia, beberapa jenis tikus yang menjadi reservoir utama virus ini antara lain:

  • Rattus norvegicus (tikus got)
  • Rattus tanezumi (tikus rumah)
  • Mus musculus (mencit rumah)
  • Rattus argentiventer (tikus sawah)
  • Bandicota indica (tikus wirok), dan lainnya.

Penularan bisa terjadi saat manusia menghirup partikel udara yang mengandung virus dari kotoran atau cairan tubuh tikus—misalnya saat membersihkan gudang atau tempat yang kotor dan jarang dibersihkan.


Gejala Hantavirus, Mirip Flu Tapi Berisiko Mematikan

Mengutip Kementerian Kesehatan RI, gejala Hantavirus dibedakan menjadi dua kategori utama:

1. Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS)

Biasanya ditemukan di wilayah Asia dan Eropa, HFRS ditandai dengan:

  • Demam mendadak
  • Nyeri otot dan tubuh
  • Sakit kepala
  • Mual
  • Kulit kemerahan atau ruam
  • Dalam kasus berat: gangguan ginjal seperti oliguria (produksi urin menurun) hingga anuria (tidak bisa buang air kecil)

Masa inkubasi: 1–2 minggu
Tingkat kematian: 5–15%

2. Hantavirus Pulmonary Syndrome (HPS)

Jenis yang lebih mematikan ini hanya ditemukan di Amerika, dengan gejala yang lebih menyerang sistem pernapasan:

  • Demam tinggi
  • Batuk kering
  • Sesak napas
  • Detak jantung tidak teratur
  • Kelelahan ekstrem

Pada tahap lanjut, virus ini menyebabkan kebocoran pembuluh darah di paru-paru, membuat organ terisi cairan dan berisiko gagal napas serta jantung.

Masa inkubasi: 14–17 hari
Tingkat kematian: hingga 60%


Cara Pencegahan Hantavirus agar Tidak Tertular dari Tikus

Mengingat tingkat keparahannya, penting untuk mencegah penularan Hantavirus sejak dini. Berikut beberapa langkah efektif yang dapat Anda lakukan:


1. Tutup Semua Lubang di Rumah

Tikus sering masuk lewat celah kecil dan lubang tersembunyi. Gunakan kawat kasa, wol baja, atau semen untuk menutup lubang secara permanen. Pasang juga perangkap tikus di area rawan seperti dapur, gudang, dan loteng.


2. Hindari Area Semak dan Belukar

Tikus senang bersembunyi dan berkembang biak di area semak yang lebat. Rajinlah membersihkan kebun dan halaman rumah dari semak-semak liar dan tumpukan daun kering yang menjadi sarang tikus.


3. Simpan Makanan dalam Wadah Tertutup

Makanan terbuka sangat mudah diakses oleh tikus, yang bisa meninggalkan kotoran atau air liur. Selalu simpan makanan dalam wadah kedap udara dan letakkan di tempat yang bebas tikus.


4. Bersihkan Rumah Secara Rutin

Rutin menyapu, mengepel, dan membersihkan rumah membantu meminimalkan risiko kontak dengan jejak tikus. Saat membersihkan tempat yang berisiko tinggi (gudang, dapur, loteng), gunakan:

  • Masker
  • Sarung tangan
  • Disinfektan
  • Sapu pel dengan cairan antiseptik

Jangan lupa kelola sampah dengan benar dan cuci tangan setelah membersihkan rumah.


5. Simpan Barang di Tempat Bersih dan Tertutup

Barang-barang rumah tangga seperti peralatan makan, mainan, atau pakaian sebaiknya disimpan di lemari tertutup. Gunakan kapur barus atau kapur ajaib anti hama untuk mengusir tikus dari area-area penyimpanan.


Kapan Harus ke Dokter?

Jika Anda mengalami gejala seperti demam tinggi disertai sesak napas, terutama setelah beraktivitas di area berdebu atau dekat dengan jejak tikus, segera konsultasikan ke dokter. Diagnosis dan penanganan cepat dapat menyelamatkan nyawa.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button