Faktor Biaya Jadi Kunci Program Internet 100 Mbps untuk Sekolah Rakyat

Patrazone.com – Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) resmi meluncurkan program menyediakan internet cepat 100 Mbps untuk seluruh Sekolah Rakyat (SR). Meski langkah ini mendapat sambutan positif, para pakar telekomunikasi mengingatkan pentingnya memperhatikan aspek biaya dan model bisnis, agar tujuan edukasi dan pemerataan digital tidak menimbulkan beban tambahan bagi masyarakat dan penyedia layanan.
Biaya Infrastruktur: Widget Penentu Harga Akhir
Menurut pengamat dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, struktur biaya yang ditanggung penyelenggara akan sangat memengaruhi harga layanan ke pengguna akhir. Ia mendorong pemerintah pusat dan daerah agar menciptakan iklim regulasi yang mendukung, serta menghindari beban berlebih seperti pajak dan retribusi yang tinggi.
Keadilan & Keberlanjutan: Lebih dari Sekadar Kecepatan
Zulfadly Syam, Sekretaris Umum APJII, menyuarakan kekhawatiran atas keberlanjutan program ini, termasuk potensi monopoli industri. Menurutnya:
- Perlu kejelasan apakah layanan dikelola oleh satu ISP besar atau disebar ke ISP lokal
- Model bisnis harus adil dan berkelanjutan, serta mendorong inovasi lokal
- Literasi digital wajib menyertai penyediaan internet kecepatan tinggi
Zulfadly mengingatkan pentingnya distribusi adil infrastruktur sesuai kapabilitas ISP di daerah masing-masing agar tidak menimbulkan ketimpangan layanan .
Skema Jaringan Terbuka & Alokasi Frekuensi
Komdigi menugaskan operator seluler menyediakan akses hingga 100 Mbps di zona blank spot, termasuk SR, puskesmas, hingga kantor desa, dengan skema open access dan alokasi frekuensi baru seperti pita 1,4 GHz.
Direktur Jenderal Infrastruktur Digital, Wayan Toni, menyatakan skema ini akan mendorong harga terjangkau dan pemerataan digital.
Implementasi Smart School: Fiber Optik langsan ke Sekolah Rakyat
Program ini juga mendapatkan kekuatan dari Instruksi Presiden untuk memasang jaringan fiber optik (FO) langsung ke setiap Sekolah Rakyat. Infrastruktur ini akan mendukung penerapan model smart school yang sangat bergantung pada konektivitas internet.
Tantangan & Kesimpulan
Beberapa poin krusial yang harus diperhatikan dalam implementasi program ini:
- Struktur biaya harus transparan agar harga ke pengguna akhir tetap terjangkau
- Keterlibatan ISP lokal penting untuk menjaga ekosistem digital yang sehat dan inovatif
- Model bisnis berkelanjutan memastikan program tidak mandek karena kendala regulasi atau pendanaan
- Open access & distribusi frekuensi mendukung pemerataan dan daya saing antar ISP
- Fiber optik dan smart school menuntut kesiapan teknis di sisi infrastruktur dan tenaga pengguna
Jika semua elemen ini terpenuhi, program internet 100 Mbps untuk semua Sekolah Rakyat bukan hanya mimpi, tapi nyata wujud pemerataan digital yang inklusif dan berkualitas.