Sains

Bumi Diprediksi Berputar Lebih Cepat, Hari Terpendek Sepanjang Sejarah Terjadi di Juli dan Agustus 2025

Patrazone.com – Ilmuwan memperingatkan bahwa rotasi Bumi sedang mengalami percepatan, yang menyebabkan hari-hari di bulan Juli dan Agustus 2025 berpotensi menjadi hari terpendek dalam sejarah modern. Fenomena ini bisa memengaruhi sistem penentuan waktu global, seperti satelit dan GPS, meski perubahannya hanya berlangsung dalam hitungan milidetik.

Graham Jones, astrofisikawan dari Universitas London, memperkirakan bahwa percepatan rotasi Bumi akan terjadi secara signifikan pada tiga tanggal, yakni 9 Juli, 22 Juli, dan 5 Agustus 2025.

“Pada hari-hari tersebut, panjang hari bisa lebih pendek 1,30 milidetik, 1,38 milidetik, dan bahkan hingga 1,51 milidetik dibandingkan standar hari 24 jam,” ujar Jones, dikutip dari Daily Mail.


Apa Penyebab Bumi Berputar Lebih Cepat?

Rotasi Bumi bukanlah hal yang sepenuhnya stabil. Ia dipengaruhi oleh berbagai faktor, mulai dari:

  • Gerakan inti Bumi, yang dapat mendorong percepatan atau perlambatan rotasi,
  • Perubahan distribusi massa di permukaan Bumi, seperti mencairnya es di kutub akibat perubahan iklim,
  • Gaya pasang surut Bulan dan Matahari, hingga
  • Fenomena geologis ekstrem, seperti gempa bumi dan pergeseran lempeng tektonik.

Namun, penyebab utama dari percepatan rotasi saat ini masih menjadi misteri ilmiah.

“Tidak seorang pun menduga percepatan ini. Penyebabnya belum dapat dijelaskan secara pasti,” kata Leonid Zotov, peneliti dari Universitas Negeri Moskow.


Perubahan Kecil, Dampak Besar

Meskipun perubahan panjang hari hanya berbeda sepersekian milidetik, dampaknya dapat terasa dalam berbagai sistem teknologi modern yang sangat sensitif terhadap waktu presisi.

Beberapa sistem yang mungkin terdampak meliputi:

  • Sistem satelit navigasi (GPS),
  • Telekomunikasi global,
  • Pengaturan waktu dalam transaksi keuangan berkecepatan tinggi.

Saat rotasi Bumi melambat, manusia sesekali menambahkan detik kabisat (“leap second”) agar waktu global tetap sinkron. Namun jika rotasi terus bertambah cepat, para ilmuwan bisa saja harus mengurangi satu detik dari waktu dunia, atau yang disebut negative leap second — suatu hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya.


Bumi Tak Selalu Berputar Seperti Sekarang

Berdasarkan penelitian geologi dan astronomi, jumlah hari dalam setahun pada masa lampau jauh lebih banyak dibanding sekarang. Sekitar ratusan juta tahun lalu, Bumi membutuhkan antara 490 hingga 372 hari untuk menyelesaikan satu tahun, karena satu hari kala itu lebih pendek.

Artinya, Bumi terus berubah, dan rotasinya tidak selalu konstan seperti yang kita alami saat ini.


Apa yang Harus Kita Lakukan?

Untuk masyarakat umum, perubahan ini tidak berdampak langsung terhadap kehidupan sehari-hari. Namun bagi dunia sains dan teknologi, hal ini menandai pentingnya memantau dan menyesuaikan sistem global berbasis waktu secara berkala.

Para ilmuwan pun masih terus meneliti akar penyebab percepatan rotasi Bumi, dan kemungkinan dampaknya di masa depan.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button