Pemuda Bojong Ditemukan Tewas Gantung Diri di Kantor Kecamatan

Patrazone.com – Seorang pemuda berinisial MDZ (25), warga Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan, ditemukan tewas gantung diri di ruang Sekretaris Camat (Sekcam) Kantor Kecamatan Bojong, Desa Bojong Minggir, Sabtu malam (12 Juli 2025) sekitar pukul 23.45 WIB.
Kepala Seksi Humas Polres Pekalongan, Ipda Warsito, S.H., membenarkan kejadian tersebut dan menyebutkan bahwa korban ditemukan dalam kondisi menggantung di dekat jendela.
“Korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dengan cara gantung diri,” ujar Ipda Warsito dalam keterangan resminya, Minggu (13/7/2025).
Diduga Bunuh Diri Usai Cekcok dengan Tunangan

Sebelum kejadian, korban diketahui sempat bertengkar dengan tunangannya, LF (20), sekitar pukul 23.00 WIB. Tak lama setelah pertengkaran tersebut, MDZ sempat mengirimkan beberapa video kepada LF yang diduga berisi pesan terakhir.
Merasa cemas, LF mencoba menghubungi korban namun tidak mendapat respons. Ia lalu menghubungi adik MDZ dan bersama-sama menuju kantor kecamatan untuk mencari korban.
“Sesampainya di lokasi, mereka memeriksa setiap ruangan hingga akhirnya menemukan korban di ruang Sekcam dalam keadaan tergantung,” jelas Warsito.
Tidak Ditemukan Tanda Kekerasan
Setelah laporan diterima, petugas dari Polsek Bojong bersama Unit Inafis Polres Pekalongan mendatangi lokasi kejadian dan mengevakuasi jasad korban ke RSI Pekajangan.
Hasil pemeriksaan medis menyatakan tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan fisik. Korban dinyatakan murni bunuh diri.
“Pihak keluarga sudah menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak dilakukan autopsi,” tambah Warsito.
Peran Dukungan Mental dan Keluarga dalam Mencegah Tragedi Serupa
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama bagi kaum muda yang tengah menghadapi berbagai tekanan hidup, termasuk masalah percintaan dan stres. Tindakan bunuh diri, meski jarang, tetap menjadi persoalan serius yang harus mendapat perhatian lebih dari keluarga dan masyarakat luas.
Psikolog dari Pekalongan, Dr. Sari Wahyuni, menuturkan bahwa konflik emosional dan kurangnya dukungan sosial sering menjadi faktor risiko utama bunuh diri pada usia muda.
“Komunikasi terbuka dalam keluarga dan lingkungan sosial sangat penting untuk mengenali tanda-tanda awal depresi atau gangguan mental,” kata Dr. Sari. (Ari)