Bahaya Minyak Goreng Bekas: Batas Aman Pakai Ulang dan Dampaknya bagi Kesehatan

Patrazone.com – Minyak goreng merupakan bahan dapur yang hampir selalu digunakan dalam setiap proses memasak. Namun, kebiasaan menggunakan minyak goreng bekas berulang kali masih kerap ditemukan, baik di rumah maupun pada makanan yang dijual di luar.
Padahal, pemakaian minyak yang dipanaskan berulang bisa membawa dampak serius bagi kesehatan. Dari risiko kanker, peradangan, hingga gangguan lambung, penting untuk mengetahui batas aman penggunaan minyak goreng bekas serta cara mencegah penggunaannya secara berlebihan.
Berapa Kali Minyak Bekas Masih Aman Digunakan?
Menurut Ketua Umum PERGIZI Pangan, Prof Dr Ir Hardinsyah, MS, minyak goreng sebaiknya tidak dipanaskan lebih dari dua kali.
“Kalau bisa, gunakan sekali saja. Tapi kalau terpaksa, maksimal dua kali. Setelah itu, jangan dipakai lagi,” tegasnya dalam wawancara bersama detikcom.
Minyak yang dipanaskan berulang kali—terutama dalam suhu tinggi seperti deep frying yang bisa mencapai 200°C—akan mengalami perubahan struktur kimia. Salah satunya adalah pembentukan lemak trans, yang sangat berbahaya bagi kesehatan jantung dan metabolisme tubuh.
Risiko Kesehatan Akibat Minyak Bekas yang Dipakai Berulang
Penggunaan minyak jelantah secara berlebihan dapat memicu berbagai gangguan kesehatan. Berikut beberapa di antaranya:
1. Meningkatkan Risiko Kanker
Dikutip dari Times of India, pemanasan minyak secara berulang menghasilkan senyawa aldehida dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH), yang bersifat karsinogenik—atau memicu kanker.
Studi tahun 2020 menunjukkan bahwa konsumsi minyak bekas secara berulang berhubungan dengan kerusakan materi genetik (gentotoksik), mutasi DNA (mutagenik), hingga peningkatan risiko kanker paru, payudara, kolorektal, dan prostat.
2. Menimbulkan Peradangan
Minyak goreng yang dipakai ulang cenderung menghasilkan radikal bebas, yang dapat memicu peradangan dalam tubuh. Peradangan kronis diketahui sebagai penyebab utama penyakit seperti diabetes, obesitas, hingga penyakit jantung.
3. Meningkatkan Kolesterol Jahat (LDL)
Minyak bekas yang telah menghitam dan terus-menerus dipanaskan dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL dalam darah. Hal ini dapat memicu penyumbatan pembuluh darah, serangan jantung, dan stroke.
4. Memicu Asam Lambung
Sering mengalami sensasi panas di perut dan tenggorokan? Bisa jadi ini disebabkan oleh konsumsi makanan yang digoreng menggunakan minyak bekas. Minyak ini memicu produksi asam lambung berlebih, memperparah GERD dan gangguan pencernaan lainnya.
Cara Bijak Mencegah Penggunaan Minyak Jelantah
Untuk mengurangi risiko kesehatan akibat minyak goreng bekas, Anda bisa menerapkan langkah-langkah berikut:
✔ 1. Masak dalam Porsi Kecil
Memasak makanan dalam jumlah kecil akan membantu mengurangi penggunaan minyak secara berlebihan. Selain itu, ini juga bermanfaat dalam mengontrol porsi makan.
✔ 2. Jangan Campur Minyak Baru dan Lama
Mencampurkan minyak baru dengan yang lama hanya memperparah kondisi minyak. Minyak bekas sudah mengalami polimerisasi, menghasilkan senyawa berbahaya seperti peroksida dan radikal bebas.
✔ 3. Batasi Penggunaan Maksimal Dua Kali
Jika minyak masih terlihat jernih dan tidak berbau tengik, penggunaannya bisa dipertimbangkan untuk yang kedua kalinya—namun tidak lebih dari itu. Setelahnya, minyak sebaiknya dibuang atau dialihfungsikan (misalnya untuk minyak pelumas pintu atau daur ulang minyak biodiesel).
Bijak Gunakan Minyak, Jaga Kesehatan Keluarga
Minyak goreng memang tak tergantikan dalam banyak jenis masakan. Namun, penting untuk memahami bahwa penggunaan berulang bisa mengubah manfaat jadi bahaya. Pastikan untuk tidak memakai minyak lebih dari dua kali, dan mulai biasakan memasak dengan cara yang lebih sehat, seperti panggang, rebus, atau kukus.
Sehat itu dimulai dari dapur rumah. Bijak dalam menggunakan minyak, berarti turut menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.