Konsultasi

Kasus Bunuh Diri di Indonesia Naik: Jawa Tengah Catat Angka Tertinggi di 2024

Patrazone.com — Peningkatan kasus bunuh diri di Indonesia kembali menjadi perhatian serius. Berdasarkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI, tercatat 4.750 kasus bunuh diri terjadi sepanjang tahun 2024, dengan Jawa Tengah menjadi provinsi tertinggi dalam catatan tersebut.

“Tahun 2024 terjadi peningkatan 100 kasus dibandingkan 2023. Yang terbanyak berasal dari Jawa Tengah, dengan 478 kasus dalam satu tahun,” ungkap Direktur Pelayanan Kesehatan Kelompok Rentan Kemenkes RI, Imran Pambudi, dalam webinar di Jakarta Selatan, Rabu (10/9/2025).


Jawa Tengah Lampaui Jawa Timur dan Jawa Barat

Imran menyebutkan, jumlah kasus di Jawa Tengah dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan Jawa Timur, bahkan lebih banyak dibanding Jawa Barat yang notabene memiliki jumlah penduduk terbanyak secara nasional.

“Kami masih menganalisis penyebab tingginya kasus di Jawa Tengah. Secara populasi, seharusnya Jawa Timur atau Jawa Barat yang lebih tinggi,” kata Imran.


Bunuh Diri Bukan Masalah Pribadi, Tapi Krisis Kesehatan Masyarakat

Data dari Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) menunjukkan bahwa secara global, sebanyak 746 ribu orang meninggal akibat bunuh diri, dan Indonesia menyumbang sekitar 4.750 kasus dari angka tersebut.

Kesehatan mental menjadi salah satu isu krusial yang tak boleh diabaikan. Imran menekankan bahwa setiap satu kasus bunuh diri bisa berdampak pada setidaknya 35 orang di sekitarnya, mulai dari keluarga, sahabat, hingga penolong pertama di lokasi kejadian.

“Dampaknya bisa sangat luas. Rasa bersalah, trauma, bahkan keinginan untuk melakukan tindakan serupa bisa menjalar ke orang-orang terdekat korban,” jelasnya.


Imbauan untuk Media dan Masyarakat: Hindari Glorifikasi Kasus Bunuh Diri

Pemerintah mengimbau masyarakat, khususnya media dan pengguna media sosial, untuk tidak menyebarkan informasi detail mengenai kasus bunuh diri, seperti identitas korban, metode, atau lokasi kejadian.

“Perilaku bunuh diri bisa menular. Penyebaran informasi secara tidak bijak berpotensi memicu gelombang depresi baru pada individu yang rentan,” tegas Imran.

author avatar
Patrazone

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button