Tekanan Darah Sudah Normal, Perlukah Masih Minum Obat Hipertensi?

Patrazone.com – Menurunkan tekanan darah ke level normal kerap menjadi tujuan utama bagi penderita hipertensi. Banyak yang melakukannya lewat pola makan sehat, olahraga teratur, hingga perubahan gaya hidup. Namun, bagaimana jika tekanan darah sudah terkendali? Apakah obat hipertensi masih perlu dikonsumsi?
Menurut dr. Shaline Rao, ahli jantung sekaligus Direktur Layanan Gagal Jantung di NYU Langone Hospital, Long Island, New York, jawabannya tidak selalu sama untuk setiap orang.
“Bagi sebagian besar pasien, tekanan darah tinggi bersifat genetik atau persisten, sehingga membutuhkan terapi jangka panjang, bahkan seumur hidup,” jelas Rao.
Namun, ia menambahkan, ada juga sejumlah pasien yang berhasil mengurangi dosis obat, atau bahkan berhenti total, asalkan perubahan gaya hidup yang dilakukan berjalan konsisten dan terpantau baik.
Tidak Selalu Seumur Hidup, Tapi Tetap Harus Diwaspadai
Dulu, pengobatan hipertensi dianggap harus berlangsung seumur hidup. Namun kini, sejumlah pedoman baru menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu, penghentian obat mungkin dilakukan secara bertahap, dengan catatan:
- Tekanan darah telah stabil dan terkendali selama bertahun-tahun
- Pasien menjalani komunikasi rutin dan terbuka dengan dokter
- Tidak terdapat komplikasi organ target seperti jantung, ginjal, atau otak
“Penting untuk tidak menghentikan pengobatan sendiri tanpa pengawasan medis,” tegas Rao.
Siapa yang Boleh Berhenti Minum Obat Hipertensi?
Merujuk pada pedoman 2022 yang dipublikasikan di Acta Cardiologica Sinica oleh peneliti dari Taiwan, ada beberapa kriteria yang memungkinkan pasien untuk menghentikan pengobatan:
- Hanya mengonsumsi satu jenis obat antihipertensi
- Usia di bawah 50 tahun
- Tidak mengalami kerusakan organ
- Sebelumnya memiliki hipertensi tahap 1 (130–139/80–89 mmHg)
- Sudah menjalani gaya hidup sehat
- Penyebab hipertensi sebelumnya telah diatasi, seperti gangguan tiroid atau sindrom Cushing
Jika semua kriteria ini terpenuhi dan dokter menyetujui, maka penghentian obat bisa jadi opsi yang aman — meski tetap memerlukan pemantauan ketat.
Kapan Obat Tidak Boleh Dihentikan?
Di sisi lain, ada pula pasien yang tetap perlu mengonsumsi obat, bahkan setelah tekanan darah normal. Terutama jika memiliki faktor risiko berikut:
- Usia di atas 55 tahun
- Riwayat keluarga dengan hipertensi atau penyakit jantung
- Memiliki komorbid seperti diabetes, sleep apnea, atau penyakit ginjal
- Hipertensi resisten atau kronis
Jika obat dihentikan tanpa pertimbangan medis yang matang, pasien berisiko mengalami stroke, serangan jantung, atau komplikasi organ lainnya.
Jangan Asal Hentikan Obat, Konsultasikan Dulu
Menjaga tekanan darah dalam batas normal adalah pencapaian yang penting. Namun, keputusan untuk menghentikan obat antihipertensi harus berdasarkan evaluasi menyeluruh oleh dokter, bukan sekadar karena tekanan darah terlihat “baik” di alat pengukur.
Pantauan medis, gaya hidup sehat, serta manajemen stres jangka panjang tetap menjadi pilar utama. Jika Anda mempertimbangkan untuk mengurangi atau menghentikan obat, pastikan selalu berdiskusi dengan dokter agar tidak menimbulkan efek balik yang membahayakan.



