Gadget

Mantan Insinyur Tesla Puji Teknologi Baterai iPhone Air: “Ini Revolusi Desain”

Patrazone.com – Meski desain ultra-tipis menjadi sorotan utama iPhone Air, seorang ahli teknologi baterai menyebut bahwa terobosan terbesar Apple justru ada di balik cangkangnya: teknologi baterai terbaru yang disebut metal can battery.

Adalah Gene Berdichevsky, mantan insinyur Tesla dan kini CEO perusahaan teknologi baterai Sila, yang menyampaikan pujian tersebut. Dalam wawancaranya bersama TechCrunch, Kamis (18/9/2025), ia menyebut desain baterai iPhone Air sebagai langkah revolusioner.

“Bentuknya seolah bebas. Anda bisa membuat baterai dua dimensi dalam bentuk apa pun. Itu benar-benar luar biasa,” kata Berdichevsky.


Lebih dari Sekadar Desain Tipis

Berdichevsky bukan nama sembarangan di industri baterai. Ia merupakan karyawan ketujuh Tesla yang memimpin pengembangan baterai untuk mobil listrik pertama mereka, Roadster. Kini, melalui Sila, ia mengembangkan material anoda silikon yang bisa menyimpan lebih banyak energi ketimbang anoda karbon konvensional.

Menurutnya, Apple mengambil langkah besar dengan meninggalkan desain baterai berbentuk L dan beralih ke metal can battery, sebuah baterai dengan struktur logam padat sebagai pengganti lapisan plastik.

“Dengan konstruksi logam ini, baterai jadi lebih kokoh, awet, dan bebas mengembang. Yang paling penting: bisa dibentuk fleksibel sesuai kebutuhan desain perangkat,” jelasnya.


Baterai Kaleng Logam: Lebih Padat, Lebih Aman

Selama ini, perangkat seperti iPhone mengandalkan baterai pouch lithium-ion, yang murah dan ringan, namun cenderung mengembang seiring pemakaian—terutama di sudut-sudut tajam seperti desain berbentuk L.

Dengan teknologi baru ini, Apple berhasil mengatasi risiko itu. Bahkan, baterai bisa menjangkau hingga ke tepian bodi iPhone, mengisi celah-celah kosong dengan lebih efisien dan meningkatkan kepadatan energi perangkat.

“Desain ini membuka potensi baru dalam tata letak internal smartphone dan wearable. Anda bisa manfaatkan ruang sempit secara maksimal,” kata Berdichevsky.


Jalan Menuju Anoda Silikon

Meski Apple masih menggunakan anoda karbon, Berdichevsky yakin transisi ke metal can battery membuka peluang besar untuk adopsi anoda silikon di masa depan. Anoda silikon mampu menyimpan hingga 50% lebih banyak energi dibanding grafit, namun punya tantangan: rentan mengembang.

“Desain sel yang kokoh sangat penting agar anoda silikon bisa digunakan luas. Metal can battery adalah langkah awal menuju ke sana,” ujarnya.


Tak Hanya untuk iPhone

Selain smartphone, teknologi baterai ini juga dinilai cocok untuk perangkat kecil seperti kacamata AR/VR, yang membutuhkan baterai fleksibel dengan daya besar dan bentuk unik.

“Saat perangkat jadi lebih kecil, baterai harus bisa menyesuaikan ruang yang aneh dan sempit. Ini benar-benar mengubah permainan,” tambahnya.


Inovasi Apple Bukan Hanya di Permukaan

iPhone Air tidak hanya membawa desain ramping dan papan induk mungil. Di balik semua itu, ada inovasi teknologi baterai yang mungkin mengubah masa depan seluruh industri perangkat pintar.

Meskipun biayanya lebih mahal dibanding baterai konvensional, Berdichevsky meyakini mayoritas produsen smartphone akan mengikuti jejak Apple, demi mengejar efisiensi ruang dan kepadatan energi yang lebih tinggi.

author avatar
Patrazone

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button