Patrazone.com – Suasana semarak HUT ke-80 Kemerdekaan RI masih terasa hingga ke pelosok desa. Di Kelurahan Sambong, Kabupaten Batang, warga menggelar karnaval budaya yang memikat ribuan pasang mata, Minggu (24/8/2025).
Sebanyak 1.768 peserta dari 20 kontingen tampil mengenakan kostum unik, membawa ogoh-ogoh bertema kearifan lokal, mitologi Nusantara, hingga profesi, dalam parade yang menyusuri jalanan kampung.
Kegiatan ini mengusung tema besar “Kebhinekaan dalam Pembangunan, Pendidikan, Kesehatan, dan Pariwisata”, sejalan dengan imbauan Bupati Batang M. Faiz Kurniawan.
Swadaya Warga, Semangat Gotong Royong
Lurah Sambong Teguh Setiyanto mengapresiasi kreativitas warga yang begitu luar biasa. Karnaval ini, menurutnya, menjadi bukti semangat kebersamaan dan gotong royong.
“Biayanya swadaya. Warga patungan dengan sukarela, karena tujuan utama kegiatan ini adalah kebersamaan dan kegembiraan menyambut Hari Kemerdekaan,” ujar Teguh.
Rute karnaval melintasi Jalan Kyai Sambong – Perum Wirosari 1 – Wirosari 2 – Sambong Kebrok – Wirosari 3, dan berakhir di Sambong Tengah sebagai panggung kehormatan.
Pewayangan, Mitologi, dan Kreativitas Warga
Ketua panitia, M. Isa Ansori, menyebut tahun ini menjadi penyelenggaraan kedua setelah sempat vakum. Antusiasme meningkat drastis: dari sebelumnya hanya 10 kontingen kini menjadi 20.
Peserta dibagi dua kategori: kelompok dan individu. Kelompok dinilai dari kekompakan, properti, dan aksi teatrikal; sementara individu dinilai dari tampilan unik dan kreativitas personal.
Salah satu yang mencuri perhatian adalah ogoh-ogoh Anoman Obong yang dibawakan oleh Ketua RT 3 RW 3 Sambong Brendung, Anam. Ia mengenakan properti karakter Anoman, simbol keberanian dan budaya Nusantara.
“Bahan kerangka bambu dan kertas semen. Biaya Rp1,5 juta, hasil iuran warga. Kami ingin generasi muda cinta budaya sendiri,” jelas Anam.
Tak kalah menarik, warga RT 2 RW 2 Sambong Kebon menyuguhkan tokoh mitologi Ratu Pantai Selatan yang duduk megah di atas perahu nelayan.
“Pembuatan perahu ini butuh tiga bulan. Semua bahan—bambu, kardus, cat—dibeli dari dana swadaya,” ujar Suwarno, inisiator karnaval.
Karnaval Jadi Ruang Ekspresi Masyarakat
Acara karnaval ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga ruang ekspresi budaya masyarakat. Warna-warni tradisi, cerita rakyat, dan kreativitas lokal berpadu dalam satu parade meriah, membuktikan bahwa semangat kemerdekaan terus menyala hingga ke tingkat kelurahan.